Lihat ke Halaman Asli

DonašŸ€

a lifetime student ^^

Aku Bangga dan Mendukung BPJS Kesehatan Indonesia

Diperbarui: 30 September 2018 Ā  21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tagihan Berobat Jalan di Taiwan (credit by me)

BPJS Kesehatan, salah satu program utama pemerintah Indonesia yang sedang terseok-terseok pendanaanya. Badan yang kalau setiap nonton berita, laporan anggarannya selalu defisit. Tapi pemerintah sekarang tetap mempertahan subsidi untuk program ini, dan dari berita saya tahu kalau sekarang masih digodok terus program pembiayaan dan jumlah iurannya. Ā Program yang secara personal sangat aku dukung dan bangga akan program tersebut. Saya sangat prihatin karena akhir-akhir ini masih banyak orang yang meragukan bagaimana penting dan sangat membantunya program ini bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahkan beberapa mengatakan : riba . Dengan tulisan ini, saya akan menceritakan pengalaman pribadi dan orang2 terdekat tentang begitu bagusnya dan membantunya program ini dalam hal pembiayaan kesehatan.

Pertama, kejadian yang berhubungan dengan keluarga dekat saya. Abang dan keluarga-nya bukanlah karyawan dari suatu perusahaan, dan bukan pegawai negeri sipil juga, sehingga tidak memiliki program asuransi apapun. Oleh karena itu, di tahun 2015 awal saya minta mereka untuk ikut program BPJS Kesehatan mandiri. Kalau tidak salah tahun itu juga pemerintah awal gencar-gencarnya melakukan sosialisasi tentang program ini. Saat itu saya sendiri juga saya sudah ikut kepesertaan BPJS dari kantor tempat saya bekerja, karena pemerintah mewajibkan semua perusahaan harus mendaftarkan pegawainya.Ā 

Oh ya, tempat saya bekerja sudah punya asuransi sendiri juga yang mengcover semua biaya kesehatan karyawannya. Jadi saya punya double asuransi. Dan sampai sejauh ini, saya cuma pakai 1 kali BPJS saat berobat ke Puskesmas Ajibata, sakit diare saat mudik Natal.Kalau dilihat jumlah potongan perbulan untuk BPJS Kesehatan di slip gaji mah, lumayan banget. Jumlah potongan ini lah yang membuat sebagian rekan-rekan saya keberatan ikut pogram ini, mereka berpikir dipotong terus, tapi ga mungkin pakai, karena sudah ada dari kantor. Wajar sih mereka berpikir gitu. Tapi untuk diri saya sendiri, jujur sangat tidak keberatan dengan potongan ini, karena saya berpikir, program ini memang subsidi silang dari seluruh rakyat Indonesia. Seperti motto BPJS: Ā dengan gotong royong, semua tertolong. Dan memang di kehidupan ke depannya setelah ikut program ini, ada satu momen di hidup saya sangat bangga dengan motto ini.

Nah, balik lagi ke kejadian di keluarga saya, kenapa mereka saya sarankan ikut BPJS Kesehatan mandiri. Awalnya adalah di Desember 2014, kakak ipar saya melahirkan secara sesar di Pematang Siantar, saat itu tidak punya asuransi apapun. Jadi total biaya yang dikeluarkan lumayan besar, yakni sekitar 15 -20 juta rupiah. Sebagai petani, jumlah ini sangat memberatkan keluarga abang saya. Puji Tuhan, saat itu masih bisa di-cover dengan gotong royong keluarga. Berkaca dengan pengalaman itu, saya bilang ke abang : Bang, ikut BPJS aja, bayar iuran bulanan kalau mandiri ga terlalu berat kok. Selain sebagai jaga-jaga, kita ikut bantu pemerintah juga. Awalnya abang saya keberatan, untuk bayar iuran bulanan, karena dia berpikir dia tidak akan sering berobat, tapi kok ya menyetor tiap bulan. Setelah menjelaskan panjang lebar, dan ikut bantu iuran, abang saya bersedia ikut dan mengurus dokumen kepesertaan BPJS Kesehatan Mandiri. Oh ya, abangku ikut program yang 1 nomor BPJS untuk seluruh anggota keluarga (saat itu 3 orang). Yosh..

Seiring dengan waktu, abang dan saya selalu rutin membayar iuran BPJS. Di bulan Februari 2016, kakak ipar saya akan melahirkan lagi. Dari awal kelurga kita berdoa supaya tidak sesar lagi, semoga bisa normal. Akan tetapi kondisi berkata lain, beliau harus sesar lagi, karena bayi tidak mau keluar, lengket di Rahim. Mendengarnya aja sudah seram. Karena sudah punya program asuransi BPJS, kita membawa ke RS Militer di Pematang Siantar. Operasi sesar segera dilakukan, dan puji Tuhan, keponakan kedua lahir dengan sehat. Akan tetapi ada permasalahan lain, rahim kakak ipar saya harus diangkat, karena sudah lengket. Ke depannya akan membahayakan kesehatan. Jadi dalam minggu itu, 2 x operasi besar dilakukan. Bisa dibayangkan ga sih berapa total biaya untuk operasi ini? Mungkin minimal 40 juta kali ya. Akan tetapi dengan program BPJS, kami tidak membayar apapun, alias gratis. Palingan abang saya mengeluarkan biaya maksimal 1 juta rupiah untuk urusan popok, susu dll. Moment inilah yang membuat saya sangat berterima kasih kepada pemerintah Indonesia. Bersyukur dan bangga jadi peserta BPJS, bangga dengan motto: dengan gotong royong semua tertolong. Apa yang selama ini saya tabung melalui iuran bulanan saya, dipakai oleh keluraga saya sendiri juga.

Kejadian kedua adalah teman sendiri. Dia adalah peserta BPJS mandiri, meskipun dia anak PNS. Awal Juli lalu dia datang ke Jakarta untuk urus dokumen Pendidikan ke luar negeri. Tanpa disangka dia sakit usus buntu dan sudah akut, dia harus dirawat di RS Jakarta. Awalnya dia takut dan minta pulang ke Medan saja, karena takut sama biaya di Jakarta. Puji Tuhan dia punya BPJS, dan dokter di RS Jakarta dengan cekatan mengurus dia. Sabtu malam pertama masuk periksa, minggu fix diagnose usus buntu, senin pagi dia sudah dioperasi, karena dia harus menunggu persetujuan keluarga dari Medan. Kalau dari cerita dia sendiri dan saya lihat sendiri, penanganan dokter dan perawat ke dia sangatlah professional dan kompeten. Dia dirawat kurang lebih 10 hari dan harus sering bolak balik control juga setelah pulang ke rumah. Karena kategori usus buntu dia sudah akut, operasi saja sudah vertical. Berapa total biaya yang dia bayar? GRATIS. Padahal dari total biaya yang Bapak dia lihat saat urus administrasi adalah Rp. 35 juta. BPJS Indonesia keren kan?

Nah, ini kejadian ketiga untuk orang yang sering nyinyir ke BPJS Kesehatan dan membandingkan dengan asuransi luar negeri. Untuk orang-orang yang bilang BPJS antri lah, obatnya tidak baguslah, obatnya murahanlah, pelayanan leletlah, dan seribu alasan mereka yang menjelek2an BPJS Kesehatan, padahal mostly mereka menghubungkan dengan politik. "sedih akutu" :(. Oh ya, Sekarang ini aku kuliah di Taiwan. Nah, baru-baru ini ada teman yang kena diare, dan dia harus berobat ke RS kampus. Oh ya, semua mahasiswa disini harus ikut program asuransi pemerintah. Namanya adalah National Health Insurance. Dan kita harus bayaran iuran juga, NTD 5243 per 6 bulan , NTD .749/bulan, sekitar 374 ribu/bulan. Saat dia berobat ke RS, harus antri juga, dan dia harus bayar biaya tambahan NTD 790 (Rp. 390 ribu). Mahal kan? Padahal cuman diare loh. Kalau di Indonesia mah, ini dijamin gratis, pakai BPJS. So, lebih keren mana daripada, NHI atau BPJS Indonesia? Jelas BPJS Kesehatan lah. Ini sebagai warning juga, jangan sampai sakit di negara orang. Amin.

Baiklah cukup dulu sharing tentang asuransi BPJS Kesehatan. Sebagai warga negara Indonesia yang mendukung program pemerintah ini, saya merasa berkewajiban untuk menuliskan ini. Biar kita sebagai warga negara Indonesia bangga dan menyadari kalau kita perlu bergotong royong untuk memajukan negara kita. Yakinlah iuran yang kita bayar setiap bulan, meskipun tidak kita pakai, itu akan menjadi berkah buat kita, karena banyak saudara kita di Indonesia yang sangat membutuhkan subsidi silang dari kita. Saya lebih memilih sehat selalu, tak usah pakai kartu itu sekalipun saya selalu membayar. Semoga siapapun yang membaca tulisan ini dan masih pesimis dengan BPJS, pikirannya sedikit terbuka dengan tulisan ini. Saya juga berharap semoga manajemen keuangan BPJS dan pelayanan BPJS Kesehatan Indonesia semakin baik, no korupsi. Standar pelayanan sama di seluruh Indonesia. Karna saat ini masih banyak yang kurang dari segi manajemennya. Tapi saya optimis, seiring dengan waktu, semua pelayanan itu akan lebih baik. Seiring dengan bertambahnya usia BPJS, semakin baik pelayanannya. Btw, selamat ulang tahun BPJS Kesehatan Indonesia.

DENGAN GOTONG ROYONG, SEMUA TERTOLONG.

Salam ... :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline