Sebuah pernikahan adalah sebuah ikatan yang sakral, suci dan wajib di pertanggungjawabkan sejak kita berkata:"Yes I Do" hingga maut memisahkan. Pernikahan akan menjadi sebuah ikatan yang sangat menakutkan jika dijalankan tanpa kesadaran penuh dan tanpa persiapan mental yang kuat.
Terlalu banyak kasus dan contoh yang buruk seputar pernikahan yang mudah ditemukan disekitar kita seperti KDRT, perceraian, perebutan anak, finansial yang tidak memenuhi kebutuhan rumah tangga, kurangnya pengetahuan tanggung jawab sebagai orangtua, depresi selama pernikahan, hilangnya aktualisasi diri, anak-anak ditinggal atau tidak dirawat dengan baik, dan lain-lainnya.
Kasus-kasus ini membawa dampak dan ketakutan bagi orang-orang yang sudah memasuki usia matang, mapan dan dewasa hingga pada akhirnya memilih untuk menunda sebuah pernikahan dan paling ekstrem memilih untuk tidak menikah.
Hidup sendiri ternyata dirasa lebih menenangkan dan melegakan dibandingkan hidup dalam sebuah ikatan pernikahan yang penuh kekhawatiran dan kecemasan akan sebuah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
lalu, Apakah kita tidak usah menikah? saya tidak pernah berkata jangan menikah.
menikahlah jika memang sudah siap dan berani. Jalankan sesuai pemahaman dan kemampuan masing-masing.
Tapi kenapa masih banyak pernikahan yang hancur dan penuh kesengsaraan saat membina rumah tangga, Apakah karna ego dan kurang mapan dalam segala hal?
Bisa jadi seperti itu, Dan bisa jadi ada faktor lain, misalnya:
Kurangnya bekal warisan wejangan seputar pernikahandari orangtua atau pun masyarakat umumnya.
Sebantar, Apa maksudnya?
Menurut saya, orangtua atau kerabat kita 'kadang lupa' memberi penjelasan sederhana tentang makna pernikahan kepada kita. Mereka hanya terlatih berkata:"Ayo menikah. Kapan menikah. Menikahlah sebelum tua. Temanmu sudah menikah, kamu kapan?"