Lihat ke Halaman Asli

Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik dengan Menerapkan Metode Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN 27 Simpang Hulu

Diperbarui: 2 Februari 2024   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal secara sistematis menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar, didukung dengan keadaan yang kondusif dan sarana dan prasarana yang menunjang untuk dilakukan proses pembelajaran. Inovasi dalam bidang pendidikan yang meliputi kualitas pendidikan serta pembelajaran yang terjadi di kelas selalu mengalami peningkatan yang disesuaikan dengan kemajuan zaman. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dalam bentuk proses pembelajaran yang menggunakan berbagai strategi-strategi tertentu.Untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik diperlukan tindakan atau metode yang sesuai dengan materi pembelajaran, mengingat selama ini peserta didik hanya mendengar ceramah dan pemberian tugas dari guru, sehingga peserta didik mudah bosan, dan apa yang telah disampaikan guru, peserta didik cepat melupakan pelajaran yang sudah dipelajarinya. Oleh karena itu diperlukan inovasi terhadap pembelajaran yang selama ini hanya dengan metode ceramah yang berpusat pada guru dan bersifat abstrak yang membuat peserta didik jenuh, menjadi pembelajaran yang konkret melalui metode Problem Based Learning. Penerapan problem Based Learnining dilaksanakan sesuai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, serta perubahan masyarakat pada tatanan local, nasional, regional dan global pada masa mendatang. Pembelajaran IPA diarahkan untuk meningkatkan kreatifitas belajar peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut terjadi interaksi Antara peserta didik dengan peserta didik, interaksi Antara guru dan peserta didik. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, peserta didik dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan. Namun kenyataannya hal tersebut bertolak belakang dengan kenyataan yang ada di lapangan, karena pembelajarannya cenderung lebih mengutamakan hasil dibanding proses aktivitas peserta didik. Hal ini tampak pada saat aktivitas kegiatan belajar mengajar berlangsung, dimana guru terlihat kurang maksimal dalam mengelola kelas, metode pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik, ada peserta didik terlihat kurang antusias dalam proses belajar, ada peserta didik terlihat bosan sehingga peserta didik asik bermain dengan teman sebangku, peserta didik kurang memperhatikan guru dan kurang terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru. Berdasarkan pengalaman perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik secara optimal, diperlukan tindakan yang tepat sehingga dapat memotivasi serta dapat memacu kreativitas peserta didik. Dengan menerapkan metode Problem Based Learning diharapkan aktivitas belajar peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 27 Simpang Hulu meningkat. Kudisiah (2018, h.199) menyatakan bahwa pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa: (1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap saint, teknologi, dan masyarakat. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep konsep saint yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari Dalam rangka kegiatan PPL ini saya selaku Guru (praktikan) dalam melaksanakan aksi PPL1yang menjadi alternatif solusi dari masalah-rmasalah yang saya hadapi di kelas V menjadi tanggung jawab saya guru kelas, sebagai guru kelas adalah mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan aktifitas peserta didik pada mata pelajaran IPA pada materi perpindahan panas/kalor. Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan wawancara dengan Kepala Sekolah dan teman sejawat .Adapun tantangan yang akan dihadapai untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut :1) guru belum menggunakan media atau alat peraga yang sesuai materi.2).metode yang digunakan oleh guru kurang bervariatif.3) motivasi dan minat belajar peserta didik masih rendah. 4)Guru belum merancang atau membuat suasana belajar yang menyenangkan dan menarik. 5)Guru belum menggunakan media dan metode pembelajaran yang sesuai. Tujuan dari laporan best practice ini adalah menganalisis keefektifan pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik yang akan dilakukan dikelas V SDN 27 SIMPANG HULU. Penelitian ini dilaksanakan guna menghadapi masalah-masalah yang ada di kelas, guru melakukan upaya sebagai berikut (1) Identifikasi masalah yang ada di dalam kelas (2) Eksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas (3) Penentuan penyebab masalah. dan (4) Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan sebagai dasar dalam membuat rencana aksi dan rencana evaluasi. Untuk menghadapi masalah tersebut guru akan melibatkan beberapa peran yaitu: (1) Dosen pembimbing dan guru pamong PPG Dalam Jabatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang (2) Kepala SDN 27 Simpang Hulu (3) Rekan guru di SDN 27 Simpang Hulu dan (4) Peserta didik kelas V SDN 27 Simpang Hulu. Strategi yang digunakan untuk menyelesikan masalah guru menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam kegiatan pembelejaran di kelas. Menurut (Saputra 2016)metode pembelajaran PBL ialah metode palajaran dengan mengikutsertakan peserta didik dalam pemecahan masalah sehingga mereka dapat mengalami secara langsung proses penyelidikan konsep yang mereka pelajari. Agar siswa dapat berpikir kritis dalam memecahkan masalah. (Wulandari 2020)Proses pembelajaran pembelajaran berbasis masalah diawali oleh identifikasi/penyajian masalah, pengumpulan data, pembuatan hipotesis antara berdasarkan diskusi, pelaksanaan inkuiri yang dipimpin siswa, presentasi publik/karya di depan kelas dan evaluasi. penyelesaian masalah. Berdasarkan haltersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam PBL hanya peran fasilitator dan siswa lebih aktif belajar. Model pembelajaran problem based learning merupakan suatu pola belajar dengan beberapa sintak untuk memfasilitasi belajar dengan cara mengidentifikasi masalah dan mencari pemecahan masalah (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016). Model problem based learning guru berperan sebagai fasilitator dan motivator sehingga siswa berpikir secara aktif dalam pemecahan permasalahan pembelajaran. Melalui model pembelajaran ini diharapkan muncul minat siswa untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan keterampilannya yang diketahui dari meningkatnya hasil belajar. Harapan utama siswa aktif dalam mengikuti proses belajar dan tujuan pembelajaran IPA pada materi panas dan perpindahanya tercapai dengan optimal. Pelaksanaan aksi dilakukan pada tanggal 22 Januari 2024. Proses kegiatan rencana aksi didesain dengan sebaik mungkin menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang inovatif agar para peserta didik lebih memahami materi. Sebelum dimulai kegiatan belajar mengajar saya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, selanjutnya membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok kemudian mengarahkan peserta didik untuk mengamati media gambar dan melihat tayangan video yang sudah dipersiapkan masing-masing kelompok mendapat tugas dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan perpindahan panas/kalor. Rencana aksi yang sudah dilakukan yaitu dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran perpindahan panas/kalor . Selain itu Pemahaman siswa tentang materi tersebut sangat baik. Hasil dari rencana aksi yang sudah dilakukan hasilnya sangat efektif. Hal ini dikarenakan didukung oleh model pembelajaran Problem based Learning yang tepat, media video pembelajaran yang inovatif, dan kegiatan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa. Menurut Putra (2013:82-83) dalam Febrita dan Harni (2020:1624), model pembelajaran PBL memiliki beberapa kelebihan yaitu: (1) peserta didik lebih memahami konsep yang diajarkan lantaran mereka yang menemukan konsep tersebut, (2) melibatkan peserta didik secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir peserta didik yang lebih tinggi, (3) pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga pembelajaran lebih bermakna, (4) peserta didik dapat merasakan manfaat pembelajaran, karena masalahmasalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata. Hal ini bisa meningkatkan motivasi dan ketertarikan peserta didik terhadap bahan yang dipelajarinya, (5) menjadikan peserta didik lebih mandiri dan dewasa, mampu menerima aspirasi dan pendapat orang lain, serta menanamkan sikap sosial yang positif denagn peserta didik lainnya, (6) pengondisian peserta didik terhadap kelompok yang saling berineraksi terhadap pembelajaran dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan belajar peserta didik dapat diharapkan, (7) model Problem Based Learning(PBL) diyakini pula dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, karena hampir disetiap langkah menuntut adanya keaktifan peserta didik. Strategi pembelajaran yang saya terapkan mendapat respon yang positif dari Kepala Sekolah, teman sejawat juga memberikan respon dan dukungan yang positif terhadap aksi yang saya lakukan. Hasil wawancara kepada peserta didik diperoleh informasi bahwa, respon yang positif terhadap video pembelajaran dan saat melakukan percobaan. Pemilihan strategi, metode, model dan media pembelajaran yang tepat menjadi faktor keberhasilan dalam menerapkan model pembelajaran problem based learning. Pembelajaran ini ditentukan pada penguasaan guru dan langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat. Inovasi pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran problem based learning (PBL). Model pembelajaran PBL berhubungan dengan situasi kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna, siswa belajar secara aktif, pendekatan belajar secara interdisipliner, siswa dapat memilih apa yang akan dipelajari dan bagaimana mempelajarinya, mampu mengembangkan motivasi belajar siswa, serta mendorong berfikir tingkat tinggi. Menurut (Arends, 2012) sintaks model Problem Based Learning yaitu: (1) fase I: orientasi pada masalah (2) fase II: mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (3) fase III: investigasi mandiri dan kelompok (4) fase IV: mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exibit dan (5) fase V: menganalisis dan mengevaluasi proses memecahkan masalah. Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan uraian diatas adalah sebagai berikut : 1) Hasil dari penerapan pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning dengan menggunakan media gambar dan video didapati hasil yang efektif. 2) Nilai belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model problem based leaarning ( PBL ) mencapai KKM sebesar 75% 3) Aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran mencapai 80% dengan kriteria sangat aktif 4) Praktik baik ini akan diterapkan oleh rekan dan teman sejawat di kelasnya masing-masing. 5) Peserta didik sangat senang dan termotivasi dalam pembelajaran yang dilaksanakan sehingga hasil belajar peserta didik meningkat 

Input sumber gambar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline