Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Dori Julianto

Guru Matematika SMPN 3 Tegalbuleud Satu Atap Kabupaten Sukabumi

Koneksi antar Materi Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Diperbarui: 8 Mei 2024   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Penulis

PERAN PENDIDIK DALAM MEWUJUDKAN FILOSOFI PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA DAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI APRESIATIF

Assalamualaikum warohmatullohi wabaraokatuh

Salam Bahagia.

Salam Guru Penggerak. Tergerak, Bergerak, Menggerakkan....!!!

Pada kesempatan ini saya akan memaparkan koneksi antar materi modul 1.3 visi guru penggerak. Keterkaitan antar modul 1.1 filosofi pendidikan Indonesia-Pemikiran Ki Hadjar Dewantara, modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan modul 1.3 Visi Guru Penggerak sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sederhananya adalah sebuah visi yang akan disusun mengarah kepada filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewanatara dan profil pelajar pancasila yang tidak terpisahkan dengan peran seorang guru tentunya. Tujuan dari pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun kodrat alam seseorang agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia dan masyarakat. Manusia yang dimaksud adalah manusia yang berbudi pekerti luhur dan berbudaya. Dalam mewujudkan cita-cita Ki Hadjar Dewantara, pemerintah melalui kementerian pendidikan merumuskan tujuan pendidikan Indonesia dalam bentuk profil pelajar pancasila pada kurikulum merdeka. Pada profil pelajar pancasila mencakup enam dimensi yaitu (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebhinekaan Global, (3) Bergotong Royong, (4) Mandiri, (5) Bernalar Kritis, dan (6) Kreatif. Diharapkan pelajar Indonesia memiliki karakter seluruh dimensi pada profil pelajar pancasila.

Dalam kurikulum merdeka, penekanan pada penguatan profil pelajar pancasila sangatlah besar. Oleh karena itu, satuan pendidikan perlu merumuskan sebuah visi yang mengacu pada filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan profil pelajar pancasila. Dalam merumuskan visi ini, perlu diperhatikan keberpihakan pada murid dan sesuai dengan keadaan kodrat alam murid dan kodrat zaman, keadaan lingkungan sekitar satuan pendidikan baik lingkungan sosial maupun budaya. Visi yang telah dibuat tentunya harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab oleh satuan pendidikan terutama guru sebagai ujung tombak pendidikan. Disinilah pentingnya seorang guru memahami filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan dimensi pada profil pelajar pancasila. Seorang guru perlu memahami visi dan berupaya untuk mewujudkannya.

Peran guru penggerak dalam mewujudkan visi satuan pendidikan diantaranya guru harus menjadi pemimpin pembelajaran, coach bagi rekan guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, dan menggerakkan komunitas praktisi. Menjadi pemimpin pembelajaran berarti memperhatikan seluruh komponen pembelajaran seperti kurikulum, proses pembelajaran di kelas, refleksi dan asessmen, pengembangan guru dan pemberdayaan komunitas yang dapat mendorong wellbeing dalam ekosistem pendidikan. Menjadi coach bagi rekan guru dalam hal pengembangan kompetensi dan kualitas pembelajaran bagi murid. Guru juga berperan dalam mendorong kolaborasi dalam rangka mewujudkan visi satuan pendidikan. Kolaborasi ini menyatukan kekuatan-kekuatan dalam diri guru-guru menjadi saling menguatkan dan produktif. Dalam hal ini juga menggerakkan komunitas praktisi yang ada di satuan pendidikan yang disebut komunitas belajar (KOMBEL). Selain itu peran yang tak kalah penting yaitu mewujudkan kepemimpinan murid dengan memberikan motivasi, dorongan, semangat sehingga murid merasa kompeten, mandiri, dan memiliki kepercayaan diri dalam menggali minat dan bakatnya sehingga murid dapat leluasa dalam belajarnya.

Dalam upaya mewujudkan visi satuan pendidikan, seorang guru harus memiliki pandangan apresiatif yang memungkinkan pengungkapan potensi positif aset satuan pendidikan. Aset satuan pendidikan dapat berupa warga sekolah dan sarana prasarana yang mendukung pembelajaran. Kekuatan positif dari aset yang dimiliki digunakan untuk melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid dalam upaya mewujudkan visi. Sebagai pemantik memunculkan kekuatan positif yang ada perlu dilakukan perubahan dengan menyusun prakarsa perubahan. Prakarsa perubahan adalah tindakan yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan visi yang sudah dibuat. Prakarsa perubahan tersebut disusun dengan pendekatan Inkuiri Apresiatif yang didalamnya menggunakan model BAGJA. BAGJA merupakan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan. Tahap pertama Buat pertanyaan utama. Dalam tahap ini dirumuskan pertanyaan sebagai penentu arah perubahan. Tahap kedua Ambil pelajaran yaitu mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di kelas maupun sekolah yang dapat diambil pelajaran. Tahap ketiga Gali mimpi yaitu menyusun narasi tentang kondisi ideal yang diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran. Tahap keempat, Jabarkan rencana yaitu merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. Tahapan terakhir, Atur eksekusi yaitu memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan berperan dan pasti terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi.

Dari uraian di atas saya menjadi paham keterkaitan materi antar modul pada modul 1 ini. Saat memulai mempelajari modul 1.3 Visi Guru Penggerak, saya membuat visi "Mewujudkan Pendidikan Terbaik Bagi Murid, Inovasi Pendidikan Berkarakter Pelajar Pancasila". Visi ini menekankan perhatian saya pada aset satuan pendidikan yang dapat menunjang proses pembelajaran yang nyaman dan kondusif bagi murid sehingga terwujud profil pelajar pancasila yang diharapkan. Namun, saya akan melakukan revisi visi ini sehingga perhatian saya tertuju pada murid dengan mengoptimalkan aset yang ada. Hasil revisi visi yang saya buat adalah "Terwujudnya Murid Berprestasi yang Memiliki Kecakapan Abad-21, Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia". Dengan visi yang telah saya rumuskan ini saya memiliki keyakinan bahwa dengan menggerakkan sumber daya yang ada di satuan pendidikan, visi tersebut dapat terwujud secara perlahan. Kolaborasi antar warga satuan pendidikan yang dinamis dan pemanfaatan aset yang efektif dapat mewujudkan harapan dan impian yang sudah dibuat. Segala sesuatu yang dilakukan merupakan proses dan upaya demi terciptanya generasi penerus bangsa yang kompeten berlandaskan karakter pelajar pancasila dalam kurikulum merdeka.

Demikian pemaparan koneksi antar materi pada modul 1 yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi bagi semuanya. Terima Kasih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline