Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Dori Julianto

Guru Matematika SMPN 3 Tegalbuleud Satu Atap Kabupaten Sukabumi

Koneksi Antar Materi Modul 1.1 Refleksi Pendidikan Nasional-Ki Hadjar Dewantara

Diperbarui: 1 Mei 2024   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar:merchant.id

Salama bahagia guru hebat....

Guru Penggerak, Tergerak, Bergerak, Menggerakkan.....!!!!

1. Sebelum mempelajari Modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional

Modul 1.1 ini menjabarkan tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan upaya menuntun terhadap segala kodrat alam seorang anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai manusia maupun masyarakat.

Pemikiran saya dalam hal pendidikan ini adalah saya mengibaratkan murid sebagai kertas kosong yang siap untuk dituliskan pengetahuan oleh guru. Sebelumnya saya berpikiran bahwa pendidikan adalah proses pengajaran pengetahuan kepada murid agar dia mencapai kecakapan dalam kehidupannya. Sebagai pendidik, pembelajaran yang saya lakukan berpusat pada saya sebagai sumber belajar, murid hanya mendengarka, menulis, menerima pengetahuan yang saya ajarkan di kelas. Hal ini membuat saya menjadi satu-satunya pusat belajar dan sumber ilmu bagi murid. Pengajaran yang saya lakukan masih menggunakan metode ceramah dengan menjelaskan materi, memberikan contoh soal dan memberikan soal latihan.

Pembelajaran dengan cara kuno seperti ini saya lakukan bertahun-tahun. Saya berpikir bahwa tujuan pembelajaran hanya sebatas pada kemampuan murid memahami materi yang saya ajarkan. Hasil belajar hanya dilihat dari nilai ulangan murid yang melampaui atau pas KKM saja. Jika murid melampaui nilai KKM, berarti dia sudah mencapai tujuan belajarnya.

2. Perubahan pemikiran dan perilaku setelah mempelajari Modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional

Dengan mempelajari modul 1.1. ini, pemikiran saya mulai terbuka terhadap pendidikan seorang anak. Saya sebagai pendidik menyadari bahwa murid bukanlah kertas kosong lagi, melainkan kertas yang memiliki garis-garis samar sejak lahir atau kodrat alam dirinya sendiri. Tugas saya sebagai guru adalah menuntun kodrat alam yang dimiliki murid dengan menebalkan garis-garis samar yang baik agar kelak nampak sebagai budi pekerti luhur. Saya sebagai guru harus menghayati dan mengamalkan semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu:

"ing ngarso sung tulodo yang artinya sebagai pendidika harus mampu menjadi tauladan muirdnya, ing madya mangun karso yang artinya sebagai pendidika harus mampu memberikan semangat dan motivasi kepada muridnya, dan tut wuri handayani yang artinya sebagai guru harus mampu memberikan dorongan kepada muridnya".

Saya tidak lagi berpikir bahwa keberhasilan belajar murid adalah pencapaiannya dalam nilai ulangan, tetapi saya menyadari bahwa pendidikan yang dilakukan harus menyeluruh terhadap berbagai komponen seperti pengetahuan (kognitif), sikap dan perilaku (afekti), keterampilan (psikomotor), spiritual, emosional, dan social budaya dari murid itu sendiri.

Proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru akan tetapi muridlah yang menjadi pusat pembelajaran. Murid diberikan keleluasaan dalam proses belajar mereka seperti murid dapat mengekspresikan pendapat, kreatifitas, bakat dan minatnya dalam belajar. Inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode yang berpusat pada murid sehingga tercapai pembelajaran yang bermakna bagi murid.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline