Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Dori Julianto

Guru Matematika SMPN 3 Tegalbuleud Satu Atap Kabupaten Sukabumi

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.1 Filosofis Pendidikan Nasional-Ki Hadjar Dewantara

Diperbarui: 1 Mei 2024   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar:Dokumen penulis

Salam Guru Hebat..... Guru Penggerak, Tergerak, Bergerak, Menggerakkan....!!!!

Pendidikan merupakan upaya menuntun kodrat alam seorang anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia yang berbudi pekerti luhur dan berbudaya. Tujuannya sangat jelas yaitu menjadikan manusia seutuhnya yang berguna dilingkungan masyarakat. 

Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan proses pembentukan karakter yang menjadikan seseorang mampu hidup bermakna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan bukan hanya sekedar penyampaian informasi kepada murid, tetapi lebih dari itu pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter murid yang berbudi pekerti luhur, manusia yang berbudaya.

Konsep KHD relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini, generasi muda saat ini dipengaruhi oleh budaya bangsa luar yang kontradiktif dengan budaya ketimuran. Gagasan pemikiran KHD harus diterapkan dalam pendidikan bangsa Indonesia. Saya berpikiran bahwa hal yang terpenting dalam pendidikan itu adalah bagaimana kita sebagai guru dapat membentuk murid menjadi manusia seutuhnya. 

Pengajaran hanya sebatas menstrasfer pengetahuan kepada murid tapi mendidik murid itulah tantangan untuk guru saat ini. Pada proses pendidikan di sekolah, seorang guru harus menjiwai semboyan Ki Hadjar Dewanatara yaitu ing ngarso sung tulodo yaitu seorang pendidik harus memberi suri tauladan yang baik kepada muridnya, ing madya mangun karso yaitu seorang pendidik harus mampu membangkitkan semangat murid, dan tut wuri handayani yaitu seorang pendidik harus mampu memberikan dorongan moril bagi muridnya.

Filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara ini memberikan ruang untuk murid mengekspresikan kebutuhan belajarnya. Murid memiliki keleluasaan dalam mengeksplorasi, kebebasan berpendapat, menunjukkan potensinya, kreatif dalam proses belajarnya. Hal ini disebut dengan pendidikan yang berpihak pada murid, artinya seorang guru hanya memfasilitasi proses belajar murid, membantu memenuhi kebutuhan belajarnya. Hal ini mengarah pada merdeka belajar bagi murid yang relevan dengan perkembangan zaman saat ini.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini dicetuskan puluhan tahun lalu tapi masih relevan dengan perkembangan zaman saat ini. Filosofinya masih digunakan di sekolah-sekolah dalam rangka menyelenggarakan pendidikan. Salah satu contoh saat ini guru bukan hanya satu-satunya sumber belajar bagi murid, tetapi saat ini dengan perkembangan teknologi informasi, murid dapat belajar dari berbagai sumber seperti melalui internet yang dapat diakses dalam genggaman tangan kapanpun dan dimanapun. Selain itu proses pembelajaran di sekolah juga dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi wadah murid untuk belajar.

Proses pembelajaran tidak selamanya berjalan dengan mulus, tentunya terdapat kendala atau tantangan yang menghambat pembelajaran. Kendala tersebut bisa datang dari luar atau bahkan dari dalam. Salah satu kendala yang terjadi di sekolah saya adalah rendahnya minat murid dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini merupakan fenomena yang biasa terjadi di sekolah dipedesaan. Solusi yang dapat saya lakukan adalah melakukan pendekatan personal untuk menggali minat dan bakat murid serta mengarahkan dan membimbingnya. 

Harapan saya, saya dapat mengimplementasikan pemikiran konsep KHD dalam diri saya sebagai pendidik. Saya berharap murid-murid menjadi manusia seutuhnya dan berbudaya bangsa Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline