Lihat ke Halaman Asli

Satu Hati, Satu Tujuan: Merdeka Belajar untuk Indonesia Maju

Diperbarui: 18 Oktober 2024   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SITUASI

Menjadi guru merupakan cita-cita yang  saya dambakan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Saya merasa senang ketika dahulu boleh berbangga dengan prestasi akademik yang saya dapatkan apalagi semua guru boleh menjadi sahabat baik saya. Menjadi idola di sekolah itulah kira-kira yang terjadi pada diri saya. Dan hingga pada akhirnya maka cita-cita saya tercapai dan jadilah saya seorang guru, guru yang selalu datang tepat waktu di sekolah dan guru yang selalu rajin membuat administrasi, rajin membuat media pembelajaran yang menarik sehingga dengan bangganya ikut ajang guru prestasi dan lain sebagainya.Jadilah saya  guru yang terus dinantikan oleh peserta didik namun hanya peserta didik yang memiliki kemampuan akademik diatas rata-rata, tapi sebaliknya saya juga adalah guru yang ditakuti oleh peserta didik yang memiliki kemampuan akademik di bawah rata-rata. bahkan saya tidak pernah berpikir untuk mencari strategi agar semua peserta didik memiliki parasaan yang  sama  yaitu merindukan kedatangan atau kehadiran saya di kelas, saya hanya fokus dan bangga dengan peserta didik yang pintar secara akademik di kelas saya tanpa pernah memikirkan mereka yang memiliki keterbatasan akademik.Saya berpikir bahwa dengan kualifikasi yang saya miliki maka pastilah saya adalah guru yang is the best.Berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan kualitas kompetensi saya ikuti. Mulai dari pendidikan diploma dua kemudian lanjut dengan pendidikan strata satu dan  bahkan sampai lanjut strata dua  dan memang hal itu berhasil membuat saya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang walaupun dengan berkembangnya teknologi maka bertambah juga pengetahuan tentangnya yang harus kita pelajari yang memang sejatinya guru tak boleh berhenti belajar melainkan harus belajar dan belajar. Dengan demikian yang saya pikirkan adalah bagaimana saya harus belajar dan belajar menambah ilmu yang menurut saya berarti menambah kualitas diri.Saya berpikir untuk menjadi guru yang 'super' versi saya.Dapat dengan mudah mentransfer ilmu kepada peserta didik tanpa memegang buku atau catatan karena pikirku semuanya sudah ada di otakku. Itulah realita yang terjadi pada saya.

TANTANGAN

Pada akhirnya sayapun menyadari bahwa ada peserta didik yang kemampuannya terbatas yang harus juga saya pikirkan  dan hal ini yang menjadi tantangan bagi saya, mengapa? karena di dalam  kelas ada hal yang tak pernah berubah yaitu mereka yang terbatas kemampuanya terlihat kurang betah dengan saya, jadi pendiam, tidak bersemangat,tidak merindukan kehadiran saya dan tidak berani bercerita dengan saya , berbeda dengan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata yang selalu ceria, bersemangat dan  terus merindukan saya.Ini merupakan tantangan karena meskipun saya memiliki kualifikasi pendidikan yang boleh dikatakan tinggi  namun dalam hal untuk menciptakan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan semua peserta didik belumlah saya mampu berikan.Kemudian dengan adanya implementasi kurikulum merdeka maka maraklah berbagai praktik-praktik baik ataupun aksi nyata yang   dapat lihat di media sosial ataupun lewat tayangan-tayangan di TV bahkan ada video-video inspirasi di platform merdeka belajar  dimana ada kegiatan guru penggerak yang diikuti oleh guru-guru di berbagai daerah, dan saya melihat para guru penggerak melakukan aksi-aksi nyata yang menarik bahkan membuat peserta didik asik dengan pembelajaran mereka sehingga ada kerinduan di benak saya untuk dapat menjadi bagian dari pendidikan guru penggerak. Sayapun mulai rajin mengikuti berbagai informasi di platform merdeka mengajar karena memang ada banyak pelatihan mandiri yang dapat diikuti di platform tersebut juga berbagai webinar yang diselenggarakan oleh komunitas-komunitas belajar yang terdaftar di PMM dan ada video-video inspirasi menarik yang dapat menginspirasi para guru dari PMM tersebut karena PMM merupakan sarana belajar, mengajar dan berkarya bagi para guru.Dan pada suatu hari saya melihat pemberitahuan di SIMPKB bahwa saya terundang untuk ikut Calon Guru Penggerak, saya sangat senang namun saat itu di desa saya belum ada jaringan internet sedangkan untuk kegiatan pendidikan guru penggerak dilakukan secara daring tetapi saya berusaha untuk ikut yang walaupun untuk mengecek informasi saya harus ke kampung seberang.

AKSI

Tekad yang pantang menyerah bahkan mungkin sedikit ambisi saya berusaha untuk terus mengikuti tahap demi tahap dalam perekrutan Calon Guru Penggerak di angkatan empat, namun saya tidak dapat memenuhi berkas karena jaringan internet yang memang tidak ada, dan tidak memungkinkan saya untuk terus-terus pergi keluar desa mencari jaringan. Singkat cerita pada akhirnya saya terundang kembali di angkatan 7 dan berkat sudah adanya jaringan internet di desa saya maka saya mengikuti tahapan-tahapan pendaftarannya dan pada akhinya lolos di angkatan 7 walaupun arena kekurangan pengajar praktik maka saya  nanti terundang  mengikuti pendidikan di pendidikan guru penggerak angkatan delapan. 

Perasaan senang boleh ada di PGP angkatan 8.Belajar dengan alur MERDEKA yang telah dirancang sedemikian rupa mulai dari modul satu mata batin saya mulai terbuka .Filosofi  Kihajar Dewantara tentang pendidikan menyadarkan saya bahwa tugas guru adalah menuntun bukan menuntut sebagaimana yang selama ini saya lakukan.demikian dengan modul-modul selanjutnya dalam PGP benar-benar mengembalikan saya ke jalan yang benar karena selama ini saya sudah sangat berdosa memperlakukan peserta didik dengan menganggap mereka sama memiliki kemampuan yang sama yakni diatas rata-rata nilai akademiknya padahal setiap individu berbeda karakteristik dan kemampuan mereka, setiap peserta didik memiliki keunikan tersendiri.Akhirnya solusi demi solusi atas permasalahan yang saya hadapi di kelas mulai muncul diantaranya dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi dengan ketiga strateginya yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk yang memberikan solusi yakni pembelajaran yang menyenangkan dan memenuhi setiap kebutuhan setiap peserta didik.Maka jadilah kelas saya kelas yang menyenangkan tanpa ada ketakutan dari para pesta didik yang berada dibawah rata-rata untuk nilai akademiknya.Jadi semua peserta didik merasa nyaman dengan belajar sesuai gaya belajar mereka sendiri serta minat dan kemampuann yang mereka miliki yang sebelumnya telah dipetakan oleh guru lewat hasil dari asesmen diagnostik baik kognitif maupun nonkognitif.Untuk itu maka sudah seharusnya guru dan tenaga kependidikan untuk terus belajar dan didalamnya memanfaatkan platform merdeka mengajar sebagaimana adanya 6 strategi / dukungan Kemendikbudristek dalam implementasi kurikulum medeka yaitu guru dan kepala sekolah belajar mandiri melalui Platform Merdeka Mengajar, guru dan kepala sekolah belajar kurikulum merdeka dengan mengikuti  webinar, guru dan kepala sekolah belajar kurikulum merdeka di dalam komunitas belajar, guru dan kepala sekolah belajar praktik baik melalui narasumber yang telah direkomendasikan, guru dan kepala sekolah bekerja sama dengan mitra pembangunan untuk implementasi kurikulum merdeka, serta guru dan kepala sekolah memanfaatkan pusat layanan bantuan (helpdesk) untuk mendapatkan informasi lebih.

REFLEKSI

Dari pengalaman yang saya alami sejak awal menjadi guru dari kurikulum masa lalu  hingga kurikulum merdeka yang telah menjadi kurikulum nasional saat ini maka saya dapat simpulkan bahwa ternyata implementasi kurikulum merdeka merupakan jawaban atas setiap permasalahan yang dunia pendidikan hadapi. Kurikulum merdeka yang disusun oleh para pemikir yang bertitik tolak dari filosofi pedidikan Kihajar Dewantara merupakan kurikulum yang dinamis yang didasarkan atas perubahan zaman dengan generasi Z dan alpha dimana kurikulum Merdeka hadir sebagai jawaban atas tantangan pendidikan di era modern. Dengan fokus pada pengembangan karakter, pembelajaran yang aktif, dan fleksibilitas, kurikulum ini berpotensi meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk masa depan yang lebih baik.Implementasi Kurikulum Merdeka merupakan langkah berani yang patut diapresiasi. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada komitmen semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, guru, siswa, hingga orang tua. Tantangan yang ada harus dihadapi dengan semangat kolaborasi dan inovasi.

Dengan demikian sangatlah diharapkan agar supaya implementasi kurikulum merdeka ini untuk terus kita lanjutkan dalam rangka  untuk terwujudnya profil pelajar Pancasila.Dan pada akhirnya marilah kita sebagai guru teruslah berefleksi agar semakin hari kita akan semakin menyadari kelemahan-kelemahan kita untuk terus diperbaiki dan meigkatkan apa yang sudah baik. Jadi, mari besatu hati, satu tujuan untuk Indonesia maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline