Lihat ke Halaman Asli

DONY PURNOMO

Pengajar dan Penulis

"Booming" Batu Akik karena Ulah Sindikat?

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14230347521782580256

[caption id="attachment_349305" align="aligncenter" width="530" caption="Batu Akik (sumber gambar:viva.co.id)"][/caption]

Batu akik merupakan hal yang tak asing dalam kebudayaan dan perhiasan di Indonesia. Bahkan benda ini ada yang meyakini memiliki kekuatan magic. Di Jawa batu akik sering dihubungkan dengan spiritual dan dunia gaib. Ada pula yang memakai akik untuk pelarisan, pengasihan, hingga kekebalan.

Dalam primbon Jawa pun akik juga dikaitkan dengan hal-hal tertentu seperti hari lahir dan bulan lahir dan diyakini akan membawa pada kemujuran dan dijauhkan dari  kesialan. Misal pada hari Senin itu lebih cocok menggunakan akik dengan biduri bulan, biduri pandan kristal kuning. Untuk hari Selasa amtis, topas, mirah kristal merah, dan lain sebagainya.

Perkembangan booming akik yang terjadi saat ini nampaknya menggeser nilai-nilai akik yang ada sebelumnya. Pasalnya, akik-akik yang ramai diperjualbelikan saat ini bukan lagi karena unsur magic atau karena hal gaib yang dimiliki melainkan hanya berdasarkan sifat fisik yang dimiliki oleh mata batu akik tersebut.

Masih segar dalam kenangan kita mengenai booming ikan lohan pada tahun 2000-an, booming jemani dan gelombang cinta di tahun 2005-an dan booming love bird di tahun 2013 yang lalu. Bagaimana nasib booming tersebut saat ini. Masihkah harga ikan lohan melangit hingga ratusan juta? Masihkah harga jemani dan gelombang cinta hingga ratusan juta rupiah? Bahkan harganya dihitung berdasarkan daunnya? Masihkah love bird Lutino berharga hingga di atas 10 juta? Pasti tidak. Mekanisme harga itu muncul akibat booming yang sudah di luar akal sehat.

Sistem yang dilakukan sindikat untuk mem-booming-kan barang tersebut adalah membeli barang-barang tersebut dengan harga yang mahal. Kemudian setelah booming dia menjual kembali barang yang telah dikumpulkan dengan harga yang lebih tinggi karena banyak yang membutuhkan. Alhasil mereka untung besar hanya dengan mem-booming-kan barang-barang tersebut. Ketika barang sudah terjual habis dan memiliki untung banyak mereka ganti mem-booming-kan barang yang lain lagi.

Bagaimana dengan perjalanan booming akik ini? Benarkah tulisan saya di atas? Kita lihat perjalanannya beberapa waktu yang akan datang. Saya sarankan bagi pemain akik yang hanya sifatnya booming ini segera menjual akik Anda saat ditawar dengan harga yang tinggi agar ke depan tidak bangkrut karena hanya disimpan dan harga akan turun drastis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline