Lihat ke Halaman Asli

Menunggu Hati yang Baru

Diperbarui: 15 November 2020   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aina saat masih umur 2 tahun. Saat itu, Aina belum menjalani operasi ganti hati. Saat ini, Aina sudah punya hati yang baru. Foto: DokPri

*Ini tulisan pernah dimuat di www.seluang.id yang saat itu, Aina, masih belum mendapatkan hati yang baru. Sekarang, Aina sudah mendapatkan hati yang baru, dan tumbuh menjadi anak yang sehat di Cirebon.

***

Sore itu, saya bergegas mencari tukang ojeg. Nafas Nasywa sudah tersengal. Ini tidak seperti biasanya. Saya jadi pelupa.

Tiket kereta tidak ada di dalam tas yang saya bawa. Saya telepon suami, mengabarkan keadaan kami yang terkatung-katung di Stasiun Bekasi yang padat itu dengan uang tunai tak lebih dari Rp 15 ribu.

Sekitar 30 menit, suami datang. Sekira pukul 15.00 wib, kami naik kereta listrik jurusan Bekasi-Jakarta Kota.

Nafas Nasywa makin sering tersengal. Saya peluk dalam-dalam dan sesekali berdoa, Tuhan, selamatkan anak saya,.

Entah di stasiun mana, Nasywa batuk. Dan seketika, kami kehilangan putri kedua kami di dalam kereta yang akan membawa kami menuju Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Ingin berteriak di dalam kereta yang melaju bagai siput, saya tak berani. Ingin menangis, tapi saya tahan sekuat mungkin.

Saya memilih membendung air mata yang kapan saja keluar dari mata saya.

Dengan sekuat hati, saya tahan semua kesedihan itu. Mendekap Nasywa yang sudah tak lagi bernyawa di atas kereta, 26 Juli 2016.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline