Lihat ke Halaman Asli

Emansipasi Wanita = Fatamorgana

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya saya tekankan bahwa saya bukan seorang chauvinist, anti-feminisme, anti emansipasi,  anti wanita, atau punya trauma yang berkaitan dengan wanita. Bukan pula frustasi karena cintanya pernah ditolak oleh seorang wanita. Saya hanya bosan mendengar omong kosong besar soal emansipasi dan persamaan hak yang gencar diteriakkan oleh kaum feminis di luaran sana. Mumpung momen ini bertepatan dengan Hari Kartini, saya rasa ini adalah waktu yang tepat untuk membahasnya.

Saya mohon maaf juga sebelumnya, saya tidak bermaksud untuk merendahkan atau melecehkan kaum wanita dengan postingan ini. Postingan ini justru saya buat karena saya sangat mengagumi makhluk ciptaan Tuhan yang disebut dengan Wanita.

Wanita itu makhluk istimewa

Seperti yang kita tahu, Tuhan menciptakan pria dan wanita dengan derajat yang sama, tapi tetap dengan keistimewaan yang berbeda. Kenapa? Karena pria dan wanita diciptakan untuk saling melengkapi dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tuhan menciptakan Adam, lalu mengambil tulang rusuknya dan menciptakaan Hawa.  Tulang rusuk membutuhkan tubuh, dan tubuh membutuhkan tulang rusuk. Ketika tubuh dan tulang rusuk bersatu, mereka akan saling melengkapi.

Bahkan agama Islam pun menyebutkan bahwa surga itu ada di bawah telapak kaki ibu. Kalian masih kurang dimuliakan seperti apa lagi, wahai kaum wanita? Surga itu dibawah telapak kaki ibu, bukan telapak kaki bapak.

Fasilitasnya juga istimewa

Di tempat umum seperti mall, pasti ada yang namanya Ladies Parking. Ada juga nursing room untuk ibu yang menyusui. Di klub malam, ada "Ladies Nite" yang membebaskan wanita untuk masuk dengan gratis, dan juga minuman gratis. Saat dalam antrian, ada juga istilah "Ladies First" yang mempersilahkan wanita untuk duluan. Masih banyak lagi fasilitas-fasilitas lain yang mengistimewakan kaum wanita. Kurang apa lagi sih?

Kalau mau disamaratakan dengan pria, ya semua kemudahan itu juga harus dihapuskan dong. Jangan ada Ladies Parking, biarkan saja mereka sama-sama pegal mencari parkiran. Jangan ada nursing room. Biarkan saja ibu-ibu menyusui sambil berjalan-jalan. Jangan ada Ladies Night, semua sama harus bayar. And so on, and so on..

Pekerjaannya lebih istimewa

RA Kartini telah berhasil menginspirasi kaum wanita. Dari yang awalnya hanya seputar dapur, sumur dan kasur sekarang sudah bisa menjadi pejabat, politisi, eksekutif bahkan presiden. Itu hebat! Dan wanita pun memang berhak menduduki posisi-posisi tersebut jika memang mampu dan kompeten. Tapi pernahkah anda melihat wanita menjadi buruh pemecah batu, tukang becak, supir truk, pengantar aqua galon, kuli angkut, atau pekerjaan kasar lainnya? Sangat jarang..

Bidang pekerjaan yang dilakoni wanita kebanyakan adalah pekerjaan dibelakang meja yang tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga. Ya, karena tenaga dan fisiknya memang berbeda dengan pria. Kalau wanita disamaratakan dengan pria, apakah wanita bisa (atau mau) menjadi buruh kasar? Harus mau menjadi pemecah batu, tukang becak, supir truk, pengantar aqua galon atau kuli angkut dong..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline