Lihat ke Halaman Asli

Welcome Back Inter!

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

FORZA INTER! Pekik penuh emosi dan semangat ini mengawali tulisan saya malam ini. Tentunya bentuk dukungan kepada tim favorit dari daratan Italia, FC Internazionale Milan. Wajar saya bersemangat. Kemenangan 4-1 atas Lecce kemarin malam sangat membanggakan. Ini kali pertama musim ini Inter menang lebih dari tiga gol. Selebihnya tiga angka kerap diraih dengan kemenangan tipis. Bahkan empat kali musim ini Inter menang dengan skor sama 1-0. Catatan itu ditorehkan saat kontra Chievo, Genoa, Siena, dan Cesena.

Namun bukan hanya soal itu. Kemenangan atas Lecce semakin menegaskan kembalinya Inter ke tempat seharusnya. Jalur perburuan Scudetto kini tengah didaki kembali skuad besutan Ranieri ini. Dan bagi saya pribadi, mengembalikan harga diri dalam rivalitas dukungan terhadap tim favorit.

Ya, sejak dimulainya Seri A musim ini, telinga saya kerap panas. Betapa tidak, hasil-hasil buruk di laga-laga awal membuat Inter berada di zona degradasi, posisi 17. Mengawali musim dengan pahit lewat kekalahan atas Palermo (3-4) bahkan tim promosi Novara ikut mempermalukan Inter (3-1). Pahitnya lagi Trabzonspor, klub Turki yang cukup tidak popular di mata pecinta sepakbola dunia semakin menambah derita saat menjungkalkan Zanetti cs di Stadion Giuseppe Meazza.

“Inter adalah tim papan bawah”, begitu ejekan yang sering dilontarkan mereka dan hanya berbalas senyum pahit. “Lawan transformer (baca Tranzobspor) saja kalah”, ejekan lain yang gak kalah nyelekit. Terutama dari fans Juventus dan Milan, rival abadi Inter. Tapi saya selalu menghibur diri dengan meyakini Inter akan bangkit.

Sedikit mundur ke belakang, Di musim 98/99, musim kedua saya mendukung Inter, La Benemata juga terseok-seok.Yang cukup parah di musim 2000/2001, Inter hanya finish di papan tengah klasemen akhir. Cukup lama saya menantikan Inter mengangkat tropi ke udara. Sampai akhirnya Roberto Mancini datang dan menjawab dahaga prestasi dengan tiga titel Seri A (termasuk titel ke 14 karena kasus Calciopoli ), empat Copa Italia dan dua Super Italia. Dan semakin bangga dengan hadirnya Mourinho yang memberikan dua gelar Seri A, dan sangat bombastis dengan treble winner 2010/2011 (plus Liga Champions dan Copa Italia).

So, saya bukan pendukung Inter hanya saat menang. Karena itu empat kemenangan beruntun Inter menaikkan kembali harga diri para Interista. Posisi 17 beranjak ke 14, lalu ke tujuh besar dan saat ini posisi lima. Andil Udinese yang menahan Juve di Friulli membuat selisih poin dengan Juve dan Capolista, Milan hanya delapan angka.

Kini kami Interista bersorak sorai gembira. “Welcome back, Inter”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline