Apakah kunci kesuksesan? Banyak orang tertarik untuk mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Jawaban-jawaban yang umumnya kita dapatkan antara lain adalah: kerja keras, ketekunan, dan pantang menyerah. Namun ada satu komponen meraih kesuksesan yang sering terlupakan: pembelajaran sepanjang hayat atau lifelong learning.
Salah satu kesamaan dari orang-orang sukses di Indonesia maupun mancanegara adalah mereka tidak pernah berhenti belajar. Pemerintah Indonesia sering menekankan pentingnya pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) kita agar semakin berdaya saing di dunia global. Pembelajaran sepanjang hayat adalah kunci untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut.
Baca juga : A Reflection on Lifelong Learning and Habits of a Successful Lifelong Learner
Mengapa menjadi pembelajar sepanjang hayat itu penting? Alasan pertama, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita bisa meningkatkan penghasilan kita. Ayah penulis berasal dari keluarga yang kurang mampu, dia terpaksa putus sekolah pada saat SMA karena ayahnya bangkrut.
Dia mulai mencoba berbagai macam pekerjaan: menjual sikat gigi door-to-door, menjual kaset, dan pernah juga jadi kernet bis. Lalu suatu hari ia menemukan pekerjaan di toko suku cadang mobil, dan ia tekuni selama 7 tahun. Setelah itu dia mulai merintis usaha sendiri bidang perdagangan suku cadang bersama 2 orang mitra.
Selain kerja keras menjual produk-produknya, ia juga belajar menggunakan komputer: MS DOS, MS Word, Excel, hingga berkonsultasi kepada ahli software untuk membuat software perusahaan agar cara kerja lebih sistematis dan efisien. Ia juga belajar mengenai keuangan dan akuntansi dari temannya yang ahli di bidang tersebut.
Baca juga : Kartini, The Lifelong Learner
Ia juga selalu meng-update ilmu teknis tentang otomotif. Dengan kerja keras dan melakukan pembelajaran sepanjang hayat, alhamdulilah usahanya boleh mengalami kemajuan yang signifikan selama beberapa puluh tahun ia tekuni.
Jika Anda seorang profesional, pembelajaran sepanjang hayat mutlak diperlukan untuk peningkatan karir, karena keterampilan yang dibutuhkan seseorang di level lebih atas tentu lebih kompleks daripada yang di bawahnya: Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjabat sebagai direktur tentu lebih kompleks daripada seorang manager, dan manager tentu lebih kompleks dari supervisor, supervisor lebih kompleks dari staf.
Dengan demikian, untuk kemajuan karir dibutuhkan komitmen untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.Alasan kedua, pembelajaran sepanjang hayat memberikan kita fleksibilitas dalam karir yang lebih besar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa di era disrupsi ekonomi ini, banyak muncul jenis pekerjaan dan usaha baru, dan banyak jenis-jenis pekerjaan atau usaha lama menjadi kadaluarsa.
Kita melihat fenomena ojek online yang mendisrupsi ekonomi dengan luar biasa sampai menyebabkan bentrok fisik antara supir ojek online dan ojek konvensional yang merasa tersingkir. Bisnis-bisnis ritel banyak dipaksa beralih ke online karena disrupsi ekonomi.