Lihat ke Halaman Asli

Generasi Bisu Gadget: Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang Dekat

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena hari ini seiring perkembangan dunia dalam bidang teknologi khususnya telepon genggam yang semula hanya alat komunikasi jarak jauh dari tahun ketahun mengalami kemajuan mulai dari telepon sederhana hingga era gagdet atau smartphone hingga saat ini.

Kebutuhan gadget tersebut memang sudah menjadi hal yang tak bisa dilepaskan dalam aktivitas kita, namun dibalik keunggulannya dalam mempermudah komunikasi menuai problema yang bisa mengurangi arti silaturahmi hingga tercetus kalimat "Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat".

Ironis, diera modern ini problema gadget menina bobokan kaum remaja kita, seringkali terjadi bahwa remaja sibuk dengan gadget yang ia genggam namun ketika orang tua mereka mengajak berkomunikasi remaja tersebut masih asik menggenggam gadgetnya, sehingga remaja kita menjadi "Generation Silent" generasi yang bisu.

Ema Yudiani, M.Si, Psikolog membenarkan setidaknya ada 2 dampak dari gadget yakni pertama  dampak positifnya dapat mempermudah mencari dan mendapakan informasi kemudian juga memudahkan untuk berkomunikasi.

Psikolog ini juga menerangkan disisi lain dampak negatif gadget cukup besar dan banyak efeknya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun salahsatu dampak tersebut menjadikan orang lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri sehingga interaksi dengan orang lain menjadi berkurang. Interaksi ini bukan hanya dikeluarga namun juga interaksi sosial dimasyarakat.

Sehingga interaksi dikeluarga sudah jelas kurang dengan saudara dan orang tua padahal mereka ada disuatu tempat (dalam rumah) tapi sibuk dengan gadgetnya masing-masing, kemudian dilingkuangan masyrakat lebih lagi orang menjadi lebih  individu sulit berinteraksi dengan orang lain dan juga menjadi kurang peduli terhadap lingkungannya dan yang paling mengkhawatirkan akan membuat  keterampilan sosialnya menjadi tidak berkembang.

Di era modern ini,  menurut penelitian yang dilakukan di Amerika anak-anak sekarang senang dengan teknologi, dari kecil mereka sudah dikenalkan dan dibesarkan dengan teknologi sehingga pola berinteraksi menjadi berubah dikarenakan orang tua mengenalkan gagdet dari kecil dan menyebabkan anak menjadi kurang peduli dengan lingkungan, rentan konflik, interaksi tidak terjalin, bahkan dengan orang tua cenderung melawan karena komunikasinya tidak ada, sehingga orang tua sulit memahami anak dan anak juga akan sulit memahami orang tua.

Kesimpulannya, sehebat atau secanggih apapun teknologi (gadget) tetap orang tua harus mengajak dan mengajari anak berkomunikasi secara langsung berbicara dengan bertatapan mata, dari hati kehati itu jauh lebih penting karena emosi saat berinteraksi bisa dirasakan secara langsung dibandingkan komunikasi virtual gadget.

Memang seiring kemajuan teknologi sekarang ini keperluan gadget tetap menjadi kebutuhan, namun di sini peranan orang tua harus pandai memanajemen, silakan saja orangtua memfasilitasi anak dengan gadget namun waktunya harus sering-sering diingatkan dan orang tua mengatur waktunya sehingga anak terbiasa hanya menggunakan gadget seperlunya saja, serta peran orangtua dalam mengajak anak berkomunikasi akan lebih mengurangi dampak negatif gadget seperti yang dijelaskan diatas. (DONO CIPUTRA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline