Lihat ke Halaman Asli

Donna Dwinita Adelia

Love to hide behind words

Cak Matt Lestarikan Budaya Bangsa dengan Kaos Aksara Jawa

Diperbarui: 2 September 2020   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaos Aksara Jawa (sumber : instagram @cakmattheusclothing)

Dadi wong ki mbok sing solutip !

Jadilah manusia yang selalu memiliki solusi. Begitulah kira-kira maksud dari salah satu jargon yang marak akhir-akhir ini seiring dengan sosok Bu Tedjo yang kontroversial dalam film pendek berjudul “Tilik”. Aku beruntung menjadi salah satu yang mampu mencerna film tersebut dengan maksimal dan tanpa kendala bahasa yang berarti. Terlahir di tengah-tengah keluarga Jawa membuat aku akrab dengan penggunaan bahasa Jawa dalam berkomunikasi. Sejak kecil pun orang tua selalu menanamkan nilai-nilai luhur suku Jawa yang masih terbawa sampai saat ini.

Ajining raga dumugi busana, ajining diri dumugi ning lathi

Pepatah di atas adalah salah satu nilai budaya Jawa yang selalu ditanamkan oleh ibu dan ayahku. Pepatah tersebut kurang lebih dapat diartikan bahwa seorang manusia akan dinilai dari bagaimana dia menjaga lisan dan berpenampilan apik ketika dipandang. 

Masih teringat jelas hari-hariku dulu ketika ibu selalu memintaku berdiri di hadapannya dan berputar-putar bak peragawati sampai beliau yakin akan penampilanku setiap hendak berangkat ke sekolah. Bagiku cara berpenampilan juga merupakan bentuk penghargaan bagi orang yang kita temui, sehingga pemilihan busana yang sesuai menjadi salah satu hal yang paling esensial dalam keseharianku.

Adalah seorang sahabat masa kecil bernama Mattheus Prasetyo Arief Hidayat yang kali ini ingin kusapa. Aku mengenalnya ketika kami sama-sama menempuh pendidikan di SMPN 1 Malang. Dia akrab dengan panggilan “Cak Matt” di kalangan kawan-kawanku. Julukan “Cak” sendiri merupakan panggilan akrab bagi pemuda laki-laki di daerah Jawa Timur. Kami mengenalnya sebagai seorang pribadi yang supel dan ulet bekerja keras. 

Suatu ketika aku bertemu dengannya secara kebetulan di sebuah pusat perbelanjaan di kota Malang. Seperti biasa Cak Matt berpenampilan kasual seperti pemuda kebanyakan. Kali ini dia mengenakan celana jeans dan kaos oblong berdesain unik yang langsung menyita perhatianku.

sumber : instagram @cakmattheusclothing

Tampak sebaris karakter yang mungkin tidak semua orang mampu memahami artinya. Kukenal barisan karakter tersebut sebagai rangkaian dari beberapa aksara Jawa yang mengandung makna tertentu. Pelajaran mengenai aksara Jawa pernah kudapatkan ketika duduk di bangku Sekolah Dasar dan merupakan salah satu pelajaran favoritku.

Spontan aku merasa tertantang dan mencoba mencerna arti dari barisan aksara Jawa tersebut. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya aku tersenyum puas karena masih mampu membacanya. “Matheus” begitulah barisan aksara Jawa itu jika ditulis dalam alfabet.

Dikutip dari ensiklopedia bebas wikipedia, aksara Jawa atau yang juga dikenal sebagai Hanacaraka adalah salah satu sistem penulisan aksara tradisional Indonesia yang berkembang di pulau Jawa. 

Aksara ini terutama digunakan untuk menulis bahasa Jawa, namun dalam perkembangannya juga digunakan untuk menulis beberapa bahasa daerah lainnya seperti bahasa Sunda, Madura, Sasak dan Melayu, serta bahasa historis seperti Sansekerta dan Kawi. Aksara Jawa terdiri dari sekitar 20 hingga 33 aksara dasar, tergantung dari penggunaan bahasa yang bersangkutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline