Lihat ke Halaman Asli

Misteri Lenyapnya Bajigur di Rumah Nenek

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya,yang jadul ini tak terlalu mengerti apa itu global warming dan kenapa itu bisa terjadi.Bagi kompasianer yang pakar lingkungan mungkin bisa memberi 'pencerahan' pada saya tentang global warming itu.
Walaupun kurang mengerti tentang global warming,tapi saya sangat merasakan dampaknya,yang cukup dahsyat bagi saya.

Setiap tahun saya selalu cuti dari kebrutalan kerja.Dan kerumah neneklah tujuan pertama saya.Rumah nenek terletak dikaki gunung dengan pemandangan spektakuler kota Tasikmalaya,terutama dimalam hari.Tak ada yang berubah dirumah nenek.Semuanya serba sederhana dengan orang orang didalamnya yang hangat yang ramah.Setiap sore,nenek menyajikan makanan kecil kesukaan saya.Tapi ups,kampung dimana tempat nenek saya berada sudah berubah.Yup,bajigur (minuman khas sunda yang terbuat dari gula merah,santan,daun pandan dan jahe yang disajikan panas) sekarang hilang dari daftar minuman sore hari.Dan tralala sebagai gantinya disajikan sirop botolan berpengawet yang disajikan dengan es.

Mulanya saya tidak menyadari,kenapa bajigur kesukaan saya hilang dari daftar menu sore hari.Tapi seharusnya saya sadar dari sebelumnya,global warminglah penyebabnya.Lho kok bisa? Bisa banget,karena ternyata saya menyadari kampung nenek saya yang berada ditepi gunung itu sudah kehilangan hawa dinginnya.Padahal dulu dulu,orang orang sudah memakai jaket disore hari saking dinginnya kampung itu.

Dan karena cuaca yang sudah tidak sejuk lagi,maka apa yang dikonsumsi maryarakat kampung itupun berubah.Bila dulu minuman hangat adalah hal wajib disore dan malam hari,sekarang diganti minuman dingin instant yang berbahaya itu.Dan lenyap sudah minuman tradisional yang selalu disajikan panas panas itu.

Saya mengira,bukan hanya bajigur yang akan lenyap secara perlahan lahan akibat global warming itu,tapi minuman minuman tradisional daerah lainya yang biasa disajikan panas panas seperti wedhang rondhe,bandrek dan yang lainnya.Siapa yang tahan minum minuman panas dalam kondisi cuaca yang panas pula.

Dan lihatlah,global warming ditangkap secara jeli oleh para pengusaha.Kalau dulu kopi atau coklat lajimnya disajikan panas,kini mereka mulai menyajikan kopi yang dikasih es mengikuti selera pembeli yang suka minuman dingin ditengah semakin panasnya dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline