Lihat ke Halaman Asli

Stop Kampanye Hitam, Mari Cerdaskan Pemilih Lewat Visi dan Misi!

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang pelaksaan pemilhan umum tahun 2014 suhu politik kian memanas ditengah persaingan para kontestan yang bertarung mengadu keberuntungganya dalam pemilu tersebut. Bagi sebagian kalangan tahun 2014 ini dikenal dengan sebutan tahun politik. Sebutan ini sangat berdasar karena ada dua momentum besar dalam dunia persilatan politik yang dilakukan dalam tahun ini. Pertama, pemilihan umum lagislatif untuk menjaring wakil partai politik dan DPD yang duduk di DPR / MPR. Kedua, pemilihan umum Presiden untuk memilih Presiden dan Wakil Presidien yang baru untuk memimpin Indonesia selama lima tahun kedepan.

Bagi rakyat, pemilihan umum merupakan pesta demokrasi yang memiliki arti penting dalam proses ber demokrasi yang melibatkan rakyat itu sendiri secara utuh. Dalam posisi ini rakyatlah yang menjadi penentu siapa yang layak mereka pilih sebagai wakil di parlemen dan siapa pula yang layak mereka pilih sebagai Presiden nantinya. Jika saja proses menjelang pemilihan umum ini di mamfaatkan dengan baik oleh para kandidat dalam mensosialisasikan visi misi dan program kerja mereka, tentunya pilihan rakyat nanti dapat lebih obyektif karena berdasarkan kualitas dan kemampuan para kandidat. Dengan harapan,  mereka yang terpilih adalah sosok berkualitas yang diharapakan dapat menyelesaikan permasalahan bangsa dan bisa membawa negeri ini untuk lebih bangkit.

Namun sangat disayangkan, proses menjalang pesta demokrasi lima tahunan yang seharusnya berjalan dengan mencerdaskan rakyat, sudah mulai dinodai oleh pihak tertentu dengan meyebarkan kampanye hitam pada lawan politiknya. Beberapa hari terakhir ini dunia media sosial terutama `Twitter` diramaikan oleh gambar uang kertas pecahan Rp 5 ribu yang diberi cap nama Prabowo salah satu calon Presiden yang diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya. Menurut Budi Purnomo Karjidihardjo, Koordinator Media Center Prabowo yang dikutip dari salah satu media, mengatakan: "Kami sangat prihatin dengan persoalan ini. Beredarnya uang kertas pecahan Rp 5 ribu yang diberi cap dengan tulisan "Prabowo: Satria Piningit, Heru Cakra Ratu Adil" adalah kampanye hitam terhadap Prabowo.”

Budi juga mengatakan "Tidak mungkin kami atau Gerindra melakukan tidakan seperti itu. Apalagi dalam berbagai kesempatan pak Prabowo sudah menyampaikan komitmennya soal pemberantasan korupsi dan antipolitik uang”.  "Jadi tidak mungkin kami melakukan politik kotor seperti itu. Kami memiliki beban yang paling berat untuk memberantas korupsi dan politik uang dengan predikat-predikat terbaik yang diberikan lembaga survei," ungkapnya.

Langkah politik dengan menggunakan strategi kampanye hitam untuk membunuh karakter lawan politik merupakan tindakan yang tidak terpuji dan dinilai dapat menciderai proses demokrasi. Akan jauh lebih baik jika proses menuju pemilu ini di isi oleh para kandidat maupun politisi yang meramaikan momentum ini dengan cara-cara yang dapat mencerdaskan pemilih.

Harapannya, agar semua pihak dapat lebih fair dalam bersaing menjelang pemilu 2014 ini. Rebutlah hati rakyat dengan cara yang elegant, dengan memaparkan visi  misi yang dimiliki agar rakyat dapat percaya bahwa mereka tepat menentukan pilhannya, merupakan strategi cerdas dan dinilai jauh lebih bermartabat. Jangan bodohi rakyat dengan cara yang tidak baik, sesungguhnya kami juga memiliki pilihan sendiri dalam menuntukan calon pemimpin yang baik buat kami.Semoga  rakyat tidak mudah terhasut oleh kampanye negatif. Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline