Kampung naga terletak di desa neglasari, kecamatan salawu kabupaten Tasikmalaya. Kampung yang memegang luhur adat istiadat warisan leluhur.
[caption id="attachment_361037" align="alignnone" width="564" caption="kampung naga"][/caption]
Kampung Naga ini terletak tidak jauh dari jalan utama yang menghubungkan Tasikmalaya dan Garut, menelusuri sejarah awal berdirinya kampung ini tidaklah mudah. Masyarakat adat Kampung Naga sendiri menyatakan mereka 'pareumeun obor' atau mati lampu mengenai catatan sejarah leluhur mereka.
Tidak adanya catatan sejarah ini terlepas dari pernah dibakarnya Kampung Naga oleh gerombolan DI/TII pada tahun 1956, hal ini menyebabkan arsip sejarah yang mereka miliki musnah terbakar. Adapun alasan DI/TII membakar Kampung Naga ini karena masyarakat Kampung Naga dianggap telah menjalankan ajaran sesat. Namun ada yang menganggap motif pembakaran karena masyarakat Kampung Naga pada waktu itu setia kepada pemerintahan Presiden Soekarno dan tidak mendukung gerakan DI/TII.
Salah satu keunikan Kampung Naga adalah mereka tetap kukuh mempertahankan tradisi bentuk bangunan rumah mereka yang dari dulu tidak berubah dan tidak boleh berubah, bangunan di Kampung Naga ini tersusu panjang dengan bahan dari bambu dan kayu serta atap terbuat dari ijuk dan tepus.
Keunikan Kampung Naga lainnya adalah adanya tradisi 'Gusaran' yaitu prosesi masuk kedalam Islam bagi anak perempuan dibawah usia lima tahun karena telah menginjak masa aqil baligh. Dalam prosesi ini Ayam hitam, Beras, Kemenyan, Gunting dan Koin menjadi persyaratan utama.
Tidak ada listrik yang masuk ke Kampung Naga, adat tidak membenarkan penggunaan listrik di kampung ini, pertimbangan para pemuka adat adalah agar menjaga agar tidak terjadi ketimpangan sosial dalam warga masyarakat Kampung Naga jika menggunakan listrik. Gas elpiji tidak digunakan adat tidak memperkenankan penggunaan dan mereka menolak konversi minyak tanah ke gas elpiji.
Sumber kehidupan Kampung Naga bergantung pada alam sekitar mereka dari mulai padi, palawija, ikan di sungai dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kerajinan dari bahan bambu, kayu dan rotan. Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Kampung Naga yang menarik kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Selain itu nilai trasisi dan budaya yang dipertahankan warga Kampung Naga sering menjadi bahan riset dan penelitian para akademisi.
Jika anda tertarik mengunjungi Kampung Naga anda dapat mengunjunginya pada hari apapun, bila arah dari Bandung jalur rute perjalanan melewati Kota Garut dan bila arah dari Tasikmalaya rute yang harus ditempuh melewati Kota Singaparna. Wisata alam ini sangat cocok bagi anda nikmati bersama keluarga maupun rekan-rekan anda untuk menikmati sensani keunikan wisata Kampung Naga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H