Lihat ke Halaman Asli

Doni Pratama

Mahasiswa.

Bertanggung Jawab Atas Klaim Adanya Tuhan

Diperbarui: 4 April 2023   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dewasa ini, dalam kehidupan sosial yang serba cepat tentu pemikiran manusia juga semakin menuntut rasionalitas. Tidak terkecuali tentunya menyinggung hal-hal spiritual. Salah satu yang kerap menjadi pertanyaan bahkan perdebatan adalah mengenai ada tidaknya Tuhan dan argumen pendukungnya. Pertanyaan semacam ini, tentu menarik bila kita coba analisis menggunakan Filsafat agar jawabannya pun masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Sebab filsafat dan agama (khususnya Islam) sama-sama bermuara pada kebenaran. 

Salah satu argumen yang menarik mengenai argumen keberadaan Tuhan adalah apa yang dibahas dari seorang filsuf bernama al-Kindi. Pemikiran tersebut tertuang di dalam suatu naskah, yang ia tujukan kepada khalifah mu'tashim, yaitu Al-Falsafah Al-Ula atau Filsafat Pertama. Naskah tersebut berbicara tentang sebab pertama atau sebab dari setiap kebenaran. 

Lebih spesifik, al-Kindi berusaha untuk membangun sebuah pondasi untuk membuktikan keberadaan sebab pertama yaitu Tuhan, dengan dalil akal. Untuk menerangkan permasalahan itu, pendapatnya adalah dengan memberi sekat untuk membedakan berbagai wujud benda yang memiliki kesesuaian dengan perasaan dan akal. Kemudian dijelaskan lagi bahwa manusia itu memiliki dua wujud yang disebut cita dan keharusan konsep. 

Cita yang dimaksud disini adalah beragam jenis dan keadaan perorangan, secara benda dan dapat digapai dengan perasaan. Kebenaran mengenai cita harus dihadapkan pada suatu keadaan akal. Dan perlu juga akal yang murni untuk memahami cita yang kekal atau Tuhan. Al-Kindi melanjutkan bahwa akal yang murni akan dapat mengetahui bahwa Tuhan adalah Esa Yang Sejati dan tidak sama dengan esa-esa di alam ini yang mengandung kejamakan. 

Keesaan Tuhan jelas tidak mengandung konotasi jamak sebab Tuhan adalah Yang Sempurna dan tidak ada wujud kecuali dengan-Nya. Kemudian al-Kindi juga memberikan tiga argumen mengenai keberadaan Tuhan, argumen tersebut yaitu: 

1. Argumen Gerak

Tuhan ada dan wajib ada dengan argumen bahwa alam ini selalu mengalami gerak. Tidak mungkin jika semua yang gerak ini tidak ada gerak yang menggerakannya. Pergerakan yang kita rasakan sekarang adalah hasil dari gerak yang digerakkan oleh gerak yang sempurna. Gerak ini kemudian berulang sampai berhenti kepada penggerak yang tidak disebabkan oleh gerak, yaitu Tuhan.

2. Argumen Keberagaman

Betapa pun kita merasa telah hidup dalam lingkup yang tidak luas, tetapi kita selalu berada dan dikelilingi oleh keberagaman. Perlu direfleksikan bahwa keberagaman tentunya bermuara kepada suatu kebersamaan. Tidak ada keberagaman tanpa kebersamaan atau kesatuan. Semua keberagaman akhirnya perlu menuju kepada kesatuan atau Yang Satu itu. Akhirnya Yang Satu itu diartikan sebagai keberadaan Tuhan.

3. Argumen keteraturan

Bagaimana mungkin kehidupan manusia dan segala pergerakan teratur di hidup ini dapat terjadi sendirinya. Terbitnya matahari dari timur dan terbenam di barat terjadi secara berulang dengan pola yang teratur. Sekali lagi dapat dikatakan bahwa itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan disebabkan oleh sang maha kuasa yaitu Tuhan yang dapat mengatur seluruh realitas dengan sedemikian rupa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline