Ini kejadian sungguhan yang dilihat di pemberitaan televisi kita, sapi bantuan presiden mengamuk ditengah kota jayapura. Baru menghadapi sapinya saja orang sudah takut, apalagi menghadapi pemiliknya. Mungkin saja sapi itu merasa tidak cocok dengan suasana politik yang penuh demonstrasi, dari pada nanti badannya ditulis2 seperti kerbau itu, lebih baikk menunjukkan kemarahannya, hasilnya memang efektif, mendekatpun orang takut apalagi mau menulisi badannya, mikir seribu kali dari pada kena tendang.
Berita lain mahsiswa menyekap wartawan untuk menghalangi peliputan pembakaran fasilitas pendidikannya sendiri sebagai buntut saling ejek. Kelakuan mahasiswa kelihatannya makin brutal, polisi hanya menonton seolah untuk menunjukkan kepada bangsa ini, lihatlah kelakuan mahasiswa itu, tak ada sasaran, kampus sendiri dibakar. Sementara itu didepok hampir setiap minggu terjadi tawuran antar pelajar SMK yang membuat warga makin resah. Tawuran antar pelajar tesebut dipicu adanya saling ejek, sama seperti mahasiswa seniornya itu.
Elit politik juga begitu, boikot Sri Mulyani makin meluas, demopun menyuarakan hal yang sama dengan politisi. Dilain tempat demo anti kedatangan Obama juga berlangsung dengan alasan Obama musuh islam. Di Palembang lain lagi, demo mahasiswa Univ Muhammadiyah itu menyangkut penertimaan pegawai baru PLN karena dianggap ada monopoli perguruan tinggi tertentu.
Apa yang sedang terjadi dengan bangsa ini, sapipun ikut mengamuk seperti para demonstrasi yang sering berakhir ribut. Mungkin SBY perlu menambah sapi bantuan, untuk membantu tiga ekor sapi yang sudah mengamuk itu, biar tambah rame.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H