Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Pengkondisian Klasik terhadap Kebiasaan dan Perilaku Manusia

Diperbarui: 30 September 2024   02:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengkondisian klasik, yang pertama kali diperkenalkan oleh Ivan Pavlov, memiliki pengaruh signifikan terhadap kebiasaan dan perilaku manusia. Dalam pengkondisian klasik, suatu stimulus netral yang awalnya tidak menimbulkan respons tertentu dapat, melalui kegiatan berulang dengan stimulus yang secara alami menimbulkan respons, mulai memicu respons yang sama. Misalnya, sebuah anak di dengan pemberian makanan dapat membuat anjing mengeluarkan air liur hanya dengan mendengar suara lonceng tersebut. Dalam kehdupan sehari-hari, prinsip ini dapat diterapkan pada berbagai aspek, seperti pembentukan kebiasaan makan, respons emosional terhadap situasi tertentu, dan bahkan preferensi konsumen. 

Misalnya, seorang anak akan di berikan uang jajan saat melakukan hal yang disuruh orang tua nya maka dia akan melakukan itu seiring dengan berjalan nya waktu tanpa di beribuang jajan maka anak itu akan melakukan hal yang biasa di suruh orang tua nya sendiri tanpa di beri perintah. Dengan demikian, pengkondisian klasik membantu menjelaskan bagaimana kebiasaan terbentuk dan bagaimana perilaku dapat dirubah melalui penggabungan stimulus yang konsisten secara bertahap.

Teori Pengkondisian Klasik yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov menjelaskan bahwasannya pengondisian klasik adalah proses di mana individu dilatih atau dibiasakan untuk merespons suatu stimulus dengan cara tertentu, sehingga dapat menghasilkan refleks atau respons yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. 

Hal ini dapat berkaitan dengan upaya bertahan hidup pada organisme secara umum, atau dalam konteks pembelajaran dan pekerjaan pada manusia. Kondisi klasik diperkenalkan oleh Pavlov melalui eksperimen yang berkaitan dengan refleks terlatih dan tidak terlatih pada seekor anjing. Dalam penelitiannya, Pavlov menunjukkan makanan kepada anjing, yang kemudian menyebabkan anjing tersebut mengeluarkan air liur. Fenomena ini dikenal sebagai refleks tak terlatih, karena semua anjing secara alami akan mengeluarkan air liur ketika melihat makanan. 

Pavlov kemudian menciptakan suatu situasi khusus dengan membunyikan lonceng sebelum menyajikan makanan kepada anjing. Pada awalnya, anjing tersebut hanya mengeluarkan air liur saat melihat makanan. Namun, seiring berjalannya waktu dan setelah melalui proses pengkondisian, anjing tersebut mulai mengeluarkan air liur setelah mendengar bunyi lonceng, bahkan sebelum melihat makanan itu sendiri. Fenomena ini dikenal sebagai refleks berkondisi atau conditioned reflex yang muncul akibat proses pengkondisian.

Dengan teori ini pavlov melakukan upaya untuk merubah perilaku seseorang yang semula tidak baik menjadi lebih baik, bukan merubah habit tetapi cenderung perubahan perilaku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline