Lihat ke Halaman Asli

Solois Ke Gunung Rinjani

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Gunung Rinjani... Sebuah pemandangan yg keanggunannya tak mungkin terpaparkan sepenuhnya baik melalui foto maupun tulisan bahkan rekaman visual sekali pun...." *Hari pertama (15-09-2011) Aku tergoda dan berniat mendaki Gunung Rinjani, membuktikan dengan mata kepalaku sendiri keindahannya. Sekaligus mencoba fisik yang sudah lama tidak mendaki dan selalu berendam dalam kemalasan. Karena keterbatasan waktu, transportasi yang kupilih melalui udara. Dengan menggunakan salah satu maskapai penerbangan yg kebetulan sedang promo. Berangkat tanggal 15 September jam 7 pagi. 2 jam kemudian sampailah di Bandara Selaparang Lombok NTB. Tapi di Selaparang sudah jam 10 karena memang lebih cepat 1 jam dan kuatur ulang jam di hpku sesuai waktu setempat. Dengan bertanya sana-sini, lalu aku langsung menuju Terminal Mandalika. Dari Mandalika naik L300 menuju Aikmel. Di Aikmel sempat menunggu lama, berharap ada pendaki lain yang bisa kubarengi. Benar saja Serombongan pendaki sekitar 20an orang datang, lalu dengan PDnya aku sapa mereka dan memberitahukan keinginanku untuk bergabung dan ternyata mereka sama sekali tidak keberatan. Lalu setelah itu sambung lagi dengan jasa mobil sayur bak terbuka menuju desa Sembalun. Sepanjang perjalanan kami saling berbincang-bincang dan ternyata mereka berasal dari Bandung dan Surabaya dengan 1 orang perempuan di dalamnya. Tidak lama berjalan, suasana Gunung Rinjani mulai terasa,karena hampir di sepanjang perjalanan menuju Sembalun banyak berkeliaran monyet abu-abu..Lalu 2 jam kemudian sampailah kami di Desa Sembalun. Istirahat sebentar mengisi perut dan perbekalan. Jujur saja, aku tak tahu apa isi ransel mereka yang sangat tinggi melebihi kepala mereka sedangkan aku hanya daypack ukuran 80 liter. Jam 2 siang kami mulai perjalanan di bawah terik matahari. Perjalanan sangat nyantai dengan diiringi obrolan ringan dan senda gurau. 3 jam kemudian kami berkemah di areal yang agak luas. Keesokan paginya baru kumelihat isi ransel mereka dan betapa terkejutnya saya. Lengkap sekali, terutama logistiknya. Keren sekaligus gila sekali orang-orang ini. Sayur, buah, daging kemasan, soft drink dan masih banyak lagi. Sampai cobek batu dan ulekannya pun dibawa juga dan tak ketinggalan joran pancing tentunya.. *Hari kedua(16-09-2011) Kami sarapan pagi dengan menu istimewa, hanya ditaruh di atas lembaran plastik lebar dan dimakan beramai-ramai. hehehe... waktu menunjukan pukul 9 pagi. Melintasi pos 1, pos 2, pos 3, sabana luas atau "lembah keluhan" serta bukit-bukit yang di sebut sebagai "7 bukit penyesalan". Di pos 3 tambah semarak karena masuk 3 orang pendaki dari Depok dan beberapa bule dari Perancis, Swedia dan Jerman untuk bergabung. Memang benar reputasi yang disandang oleh sabana dan bukit ini. Benar-benar panas karena hanya ilalang yang tumbuhnya hanya sebatas betis. Tanjakannya menyiksa persendian dan menguras tenaga. 3 botol besar air mineral yang kubawa tersisa 1 botol sampai di Pos Pelawangan. Sampai Pelawangan sendiri jam 7 malam dan lantas makan malam bersama, ambil air dan istirahat. Dari pos ini danau Segara Anakan sudah bisa dilihat.. *Hari ketiga(17-09-2011) Jam 2 dini hari kami berangkat untuk summit attack hanya dengan berbekal senter, logistik secukupnya dan tidak ketinggalan kamera buat narsis-narisan, hahaha. Perjalanan menuju puncak yang ekstrim, dengan memipiri punggungan dan jurang di kiri kanannya serta melawan tiupan angin kencang dan hawa dingin yang menusuk. Summit Attack inilah ujian terakhirnya untuk fisik dan mental. Batu besar maupun kerikil serta pasir menjadikan langkah kami tersendat.. 2 langkah naik 1 langkah turun. Kesal, gemas dan lelah mewarnai perjalanan melewati "tanjakan penderitaan" ini. Bersamaan dengan terbitnya matahari, kurasakan geletar kuat menjalari sekujur tubuh. Betapa tidak, karena ku tak menyangka, dalam kesendirian, di usiaku yang tak lagi remaja dengan postur tubuh yang sangat tidak ideal, ternyata mentalku masih berbicara, baik untuk berteman maupun untuk bisa berdiri di ketinggian akhirnya, tempat dimana segalanya mustahil hidup... Kami semua saling memberikan pelukan dan ucapan selamat serta narsis-narsisan di depan kamera... Sujud syukur dan terima kasih kepada Yang Kuasa langsung kulakukan. Sebatang rokok yg telah kupersiapkan dan tak kuhisap dari awal summit attack langsung kuhisap untuk keberhasilan ini...Ya Tuhan... Betapa nikmatnya hisapan demi hisapan yang kurasakan sambil memandang keindahan surga titipanMu ini. Sayangnya tidak bisa berlama-lama di puncak Rinjani karena semakin panas dan berangin kencang. Dengan ketinggian 3726 meter di atas permukaan laut(mdpl), menjadikan gunung ini tertinggi ke 3 dan gunung aktif tertinggi ke 2 di Indonesia. Jam 11 siang kami turun dan langsung menuju Pelawangan, tempat tenda yang kami tinggalkan. Turunnya meluncur di atas batu dan pasir tapi tetap waspada, salah-salah malah meluncur ke jurang... Beberapa kali kami terjatuh, mungkin karena sudah sampai puncak seperti tak ada rasa sakit yang dirasa. Malah saling meledek dengan tertawa sekeras-kerasnya setiap ada teman yang terjatuh....hahahahaha. Tiba di Pelawangan jam 4 sore, kami langsung makan dan merayakan sedikit selebrasi..lalu turun ke Danau Segara Anakan dengan waktu tempuh 4-5 jam, dengan turunan yang sangat curam.. Danau Segara Anakan sangat indah dan luas, yang menurut data sekitar 1.100 hektar luasnya dengan kedalaman 230 meter, berada di ketinggian 2200 mdpl dan bermahkotakan Gunung Barujari di tengahnya... Lalu kami bermalam di pinggiran danau. *Hari keempat(18-09-2011) Berdiri di depan Danau Segara Anakan, pikiranku langsung terbang ke dalam gambar-gambar kalender lama yang kerap kupandangi ketika kanak-kanak. Dulu tak percaya tempat semacam ini bisa ada di bumi. Tapi kini riak-riak kecil yang berjalinan rapat itu menepuk-nepuk kakiku dan aku yakin seorang fotografer kawakan pun niscaya akan dibikin gila untuk mengekplorasi tempat ini... "Spettacolare...!!" Kami bermalam 2 hari dengan aktifitas foto-foto, memancing, berendam air panas dan bersenang-senang sambil menikmati ikan hasil tangkapan.. Biarpun banyak dapet ikan yang kecil-kecil, tapi kalo lokasi mancingnya di Danau Segara Anakan, apalagi ditemani oleh bidadari dari negeri seberang, setiap tarikan rasanya luar biasa,...hahahah *Hari kelima(19-09-2011) Pagi jam 10 kami bersiap turun gunung menuju ke peradaban. Perpisahan yang mengharukan dengan rombongan Surabaya karena mereka masih betah ingin beberapa hari lagi menginap di danau. Rombongan Bandung dan Depok lalu bergabung dengan rombongan Palembang dan memilih jalur Torean karena langsung turun. Jika ambil jalur favorit Senaru sudah malas memikirkan tanjakan awalnya dari Segara Anakan...hahhahah... Jalur Torean terjal dan sangat mengerikan. Di antaranya melewati jalan sempit yang hanya bisa dipijak setengah telapak kaki, sedangkan di bawahnya menganga jurang dalam. Keindahan Rinjani masih berlanjut. Aku dapat melihat Air Terjun yang katanya bernama Kokok Putih. Airnya seputih susu karena kadar belerang yang tinggi. Dari sini kakiku terasa sakit dan tertinggal jauh sendirian di belakang. Maklum, dengkulnya bapak-bapak, tak pernah olah raga pula, hahaha Di jalur ini banyak sekali monyet abu-abu.Terkadang mereka iseng memunguti sisa-sisa makanan kami yang berjatuhan. Akhirnya Jam 10 malam kami tiba dengan selamat di jalan raya dengan warung kecilnya dan bermalam di rumah tersebut. *Hari keenam(20-09-2011) Saatnya memanjakan diri dengan bersenang-senang ke Gili Trawangan Dengan menyarter kendaraan kami pergi ke Gili Trawangan. Setelah menyeberang dengan perahu motor,sampailah di tempat surganya para turis. Di sepanjang pantai dengan bebasnya para bule berjemur hanya pakai tutup badan yang sangat seadanya. Pura-pura tak mau lihat, kepala menghadap ke depan tapi biji mata gerilya kesana kemari..hahaha Dan kami pun bermalam di pinggir pantai dengan berselimutkan sleeping bag.. Sunrise pantai ini indah sekali, apalagi dengan latar belakang kapal karam entah siapa punya yang masih dibiarkan di pinggir pantai. [caption id="attachment_140959" align="alignnone" width="300" caption="Gili Trawangan"][/caption] *hari ketujuh(21-09-2011) Hp yang sudah 1 minggu dinonaktifkan langsung kunyalakan....tak lama dia langsung berteriak-teriak memberi tahu pesan-pesan SMS,BBM maupun notiv Facebook yang masuk. Karena kusengaja ingin bebas, menikmati kesendirian. Panggilan bertubi-tubi dari para pelanggan usahaku dan keluarga yang mengharapkanku pulang. Akhirnya hari ini kuputuskan untuk pulang via udara lagi. Karena besok paginya langsung bekerja.Siang jam 11 kami keluar pulau dan langsung menuju bandara. Aku berpisah dengan rombongan yg masih tersisa dengan penuh keharuan..entah kapan lagi kami dapat bertemu. Mereka sendiri pulang melalui jalur darat dan laut. Maskapai yang sama pilihanku dikarenakan walupun tidak sedang promo, namun tetap yang termurah. Tapi kali ini aku kurang beruntung. Yang seharusnya jam 17.20 berangkat, delay sampe jam 22.00. Di saat menunggu, kuberkenalan dengan 3 orang wartawan yg bernasib sama dan mereka sangat baik mengajakku berkeliling ke Sengginggi lihat indahnya sunset dan diajak makan-makan pula.... Ya Tuhan... Terima kasih, kau berikan kepadaku pribadi-pribadi yang baik lagi.. Jam 9 malam kami kembali ke bandara Selaparang setelah puas mengabadikan sunset Sengginggi dan makan-makan.Tiba di bandara Soekarno Hatta jam 12 malam dan bertemu lagi dengan kenalan baruku tadi... Dengan mobil jemputannya mereka mengantarku ke keluargaku tercinta yang telah merindukan kepulanganku..... Terima kasih banyak untuk kawan-kawan seperjuangan...kalian pribadi-pribadi yang baik, yang selalu meneriakkan persahabatan dan kedamaian dengan tulus dan ikhlas..... Tak ada maksud untuk narsis atau pamer, hanya ingin berbagi dan menunjukan bahwa Gunung Rinjani adalah aset yang paling berharga bagi Indonesia yang keindahannya agar terus dijaga dan dilestarikan....SEMOGA BERMANFAAT...... Solois ke Rinjani 15-21 September 2011 By : Doni http://dunianyadoni.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline