Lihat ke Halaman Asli

Rumah Mami Singapore

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buruh Migran Indonesia dinegeri singapura mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata “Rumah Mami”, buat saya pertama mendengar kata kata itu dan menyikapinya dengan arti yang sebenarnya bahwa yang berbicara seperti itu punya kerabat atau bahkan punya ibu yang berdomisili atau paling tidak tinggal di sini.

Hari minggu kemarin tepatnya 11 desember 2011 saya sempatkan jalan ke daerah paya lebar , ini saya dapat informasi dari kawanku yang lebih dulu bekerja disini, menurut cerita dia paya lebar adalah tempat berkumpulnya para Buruh Migran Indonesia di Singapura,dengan pakaian nyantai dan alakadarnya bergegaslah pagi itu menuju Paya Lebar, perjalanan cukup lancar dan MRT tidak seramai pada hari kerja.

Sampai stas

iun MRT paya lebar sayapun langsung bergegas keluar dan mencari cari dimana persisnya tempat berkumpulnya para BMI itu, ternya tak begitu susah, begitu keluar dari stasiun MRT sudah banyak berkeliaran wajah wajah yang tidak asing bagi kita dan bisa memastikan bahwa itu adalah warga Indonesia, ditambah lagi beberapa obrolan mereka yang khas dengan bahasa daerah atau bahasa Indonesia semakin yakin klo mereka semua adalah warga Indonesia.

[caption id="attachment_149940" align="aligncenter" width="300" caption="dep.doc."][/caption]

Dengan setengah memaksakan diri akhirnya aku bertanya kepada seseorang yang aku yakini itu adalah orang Indonesia…. Permisi mbak, klo warung makan disini yang ada menu masakan indoneisanya dimana ya….?, dengan muka yang ber api api si mbak itu menjawab, “ orang Indonesia juga ya ?, trus kapalnya sandar dimana mas….?, “ wah mereka rupanya sudah selalu mengkaitkan antara orang yang sering main ke daerah Paya lebar dengan orang pelayaran yang sedang berlabuh menunggu kapalnya untuk berlayar lagi, dan akhirnya si mbak itu yang sampai sekarang pun aku gak tau namanya mengajakku pergi ke warung makan yang sudah popular di Indonesia dan memang disini menyajikan masakan Indonesia.

Setelah memesan nasi goreng ikan asin dan teh botol sos*o, kami terus terlibat dalam perbincangan ngalor ngidul, mulai dari pekerjaan sampai mantan mantan….hehehhe, dan sampai akhirnya si mbak agak cantik itu nyletuk, “ mas mau mampir kerumah mami gak ….?”, ha….. mbak ternyata punya saudara disini ya ?, hebat ya punya rumah disini timpalku, dengan muka cemberut dan kayak agak kecewa si mbak ini menggerutu dan bilang “ wah mas ini pura pura gak tau ya, apa sengaja ngeledek“, ya udah lah klo emang gak tertarik sama aku gak apa apa lagian aku ada janjian karaoke sama teman temanku.”

Sehabis melahap hidangan yang dia beli mbak itu langsung nglonyor pergi sambil bilang ya udah ya mas aku mau ketemu teman temanku. Ya udah mbak hati hati ya, sahutku, tanpa ragu ragu aku terus melahap nasi goreng pesananku dan masih penasaran kenapa ya si mbak tadi kok begitu kecewa dan pergi begitu saja, setelah selesai mengenyangkan perutku di warung itu akupun pergi untuk berkeliling sekitar sini dan sedikit foto foto, dan memang ternyata disini semua yang nongkrong adalah BMI alias TKW asal Indonesia, yang kebanyakan mereka berkelompok dan ada juga yang ber mesra mesraan dengan orang warga negara asing.

[caption id="attachment_149941" align="aligncenter" width="300" caption="dep.doc."][/caption]

Wah rupanya seperti ini ya kelakuan mereka jauh dari keluarga , aku Cuma bisa berkata dalam hati , toh mereka sangat menikmati, dan aku Cuma bisa berdoa ya Allah kuatkan Imanku ini.

Tak terasa sudah satu jam aku berada di kawasan itu dan akhirnya aku memutuskan pulang ke apartemen sewaan perusahaan tempatku bekerja, karena temanku sudah menunggu di kafe bawah apartemen tersebut, akhirnya kamipun ketemu dan mulai lah acara ngopi dan ngobrol ngobrol ngalor ngidul dimulai, dan aku ceritakan kejadianku tadi yang ketemu sama mbak mbak tadi, dan ternyata temanku ketawa ngakak dan bilang “dasar bodo lu…… dikasih enak gak mau….”,ha…. Apa sih….?Kataku keluar begitu saja seperti gak nyambung yang di maksudkan temanku, dan akhirnya dia menjelesakan, bahwa Rumah mami itu artinya hotel untuk ceck in yang short time alias hotel untuk esek esek………kata dia tarifnya gak lebih mahal dari 50 sin$ , dan menurut temanku yang kebetulan mengawasi pekerja pekerja konstruksi dari Bangladesh itu, mereka bercerita tentang rumah mami ini yang sebagian besar dipakai oleh TKW dari Indonesia jika mendapat pasangan pekerja bangla.

Duh…. Jadi malu bener klo tau hal seperti ini, seakan martabat bangsa dijual dan diobral murah pada para pekerja bangle ini, tapi bagaimana lagi itu juga merupakan kebutuhan biologis manusia, sehingga begitu ada yang mau memenuhi kebutuhan itu untuk yang sedang kemasukan setan ya langsung aja Rumah mami jadi arenanya.

Ya Allah….. Kuatkan Imanku dan Lindungilah Istri dan Anakku…….Inilah doa yang tak pernak terlewatkan dalam do’aku, ternyata hidup jauh dari anak dan istri memang banyak godaanya.

Untuk kompasianer yang punya rencana main ke Singapore, mudah mudahan gak mencari Rumah Mami….. Kebersamaan dengan keluarga adalah kenikmatan dan keindahan yang tiada duanya.

dep.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline