Semangat Pagi! Pada hari ke-10 di tahun 1439 Hijriah (27/05) ini ada-ada saja orang yang memanfaatkan momen menjelang lebaran untuk tujuan yang buruk. Padahal momen menjelang lebaran ini berarti masih dalam rangkaian bulan ramadhan, di mana umat muslim menjalankan ibadah puasa. Maka seharusnya ibadah tersebut diisi dengan perbuatan yang baik dan bukan sebaliknya.
Namun inilah yang terjadi dan menimpa langsung pada sebuah keluarga di daerah Cilacap, Jawa Tengah. Mereka hampir menjadi korban penipuan sekelompok orang berkedok Penjualan Mobil Hasil Lelang yang dikelola oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dengan sistem 'di bawah tangan'. Alih-alih menjual mobil yang diakui sebagai hasil sitaan Negara dengan harga murah jauh di bawah standar harga jual mobil, mereka menggunakan cara haram itu untuk meraup keuntungan.
Skenario penipuan ini dijalankan oleh 3 orang pelaku. 2 orang berperan untuk interaksi langsung dengan calon korban, dan 1 orang menjadi 'wadah' untuk menerima uang dari korban apabila penipuan berhasil dijalankan. Modusnya, sekelompok orang ini meretas profil aplikasi pesan singkat Whatsapp milik seseorang, kemudian memilih calon korbannya dengan cara melihat kedekatan orang yang profilnya diretas ini dengan beberapa daftar teman pada aplikasi Whatsapp tersebut. Mereka juga menggunakan identitas pejabat tinggi di KPKNL yang bertujuan untuk meyakinkan calon korban yang ikut dalam skenario mereka.
Kronologi aksi penipuan yang dilakukan oleh pelaku ini dapat di lihat pada ilustrasi berikut ini:
Melihat kronologi dan modus yang digunakan, ada beberapa hal yang mungkin dilakukan pelaku penipuan berdasarkan analisis modus penipuan semacam ini antara lain;
- Meretas / membajak profil aplikasi pesan instan Whatsapp
- Profil yang diretas disasarkan pada tokoh publik, aparat penegak hokum, pejabat tinggi pemerintahan dan juga korporasi.
- Mengarahkan calon korban dengan nada bicara yang persuasif dan berupaya untuk menghipnotis calon korban
- Ketika ditelpon oleh pelaku, ia akan menggunakan intonasi dan diksi yang persuasif serta berupaya untuk menghipnotis calon korban agar mengikuti skenario yang telah disusun oleh komplotan penipu
- Menggunakan media informasi yang dibuat mirip seolah diterbitkan resmi dari pemerintah
- Dalam melakukan aksinya, komplotan ini membuat media informasi baik berupa foto, surat pengumuman/edaran, dan lain-lain. Namun jika diperhatikan secara jeli, pasti ada perbedaan dan muncul keyakinan pada diri kita bahwa informasi tersebut adalah palsu
- Menggunakan diksi atau pilihan kata khas penipu
- Penipu melalui telepon biasa menggunakan kata-kata "Anda mendapatkan hadiah", "Anda akan kami bantu untuk pengurusan.....", "Ikuti Arahan kami...", dan sebagainya yang bersifat persuasif
- Mengirimkan gambar barang yang seolah-olah benar
- Pada kasus penipuan berkedok lelang kendaraan oleh KPKNL tersebut, pelaku mengirimkan foto mobil yang mungkin sumbernya berasal dari Google atau sumber internet lainnya
Maka dari itu, berikut ini tips agar tidak menjadi korban penipuan dengan modus serupa, antara lain;
- Jangan pernah memberikan identitas pribadi seperti nomer Handphone, password, email, pada aplikasi Interne yang mencurigakan. Atau bahkan menyerahkannya pada orang-orang yang tidak jelas tujuannya
- Jangan lupa untuk melakukan Logout pada aplikasi social media yang digunakan pada handphone atau computer yang bukan milik sendiri (missal di warnet/kantor/dsb.)
- Jangan mudah tergiur dengan hadiah yang ditawarkan pelaku
- Harap cek kembali identitas penelopon jika memang mengaku sebagai lembaga resmi yang memberikan hadiah baik berupa barang ataupun uang
- Waspada hipnotis melalui telepon, tetap sadar dan jangn mengosongkan pikiran ketika mendapatkan telepon yang modusnya memberikan hadiah
- Pastikan orang yang anda telpon itu dikenali suaranya jika penelepon tersebut mengaku saudara, teman, atau pun kerabat anda
Untuk menambah kewaspadaan, berikut ini hal-hal yang terjadi pada korban penipuan:
- Beberapa screen shoot dari aplikasi WA antara korban dengan pelaku:
- Identitas nomor handphone (HP) dan nomor rekening yang digunakan pelaku:
- Nomor HP pelaku utama penipuan 081329555559
- Nomor HP pelaku kedua penipuan 08124096881
- Nomor Rekening yang digunakan pelaku, Rekening Bank BNI atas nama Riki Saputra Nomor Rekening 0506-87-339-1 (beralamatkan di Medan Sumatera Utara)
Pada akhirnya, menjelang lebaran seperti ini memang akan banyak terjadi modus penipuan serupa atau bahkan yang lebih terlihat professional lagi. Untuk itu kewaspadaan kita perlu ditingkatkan. Ingatkan orang lain di sekitar untuk tidak sampai kejadian hal-hal serupa seperti ini. Selamat menjalankan ibadah puasa, pembaca yang budiman. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H