Lihat ke Halaman Asli

Silahkan Caci Maki IPL Tapi Jangan Timnas Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1342363500252521318

[caption id="attachment_200624" align="aligncenter" width="300" caption="Timnas Indonesia (Sumber: Kompas.com)"][/caption] Konflik di persepakbolaan Indonesia makin meruncing dan mengada-ada, skrg malah berujung ke timnas Indonesia. Kekalahan yg dialami timnas Indonesia U-22 menjadi olok-olok oleh bangsa sendiri. Ada yang mengatakan timnas IPL, timnas Djohar, timnas abal-abal, mungkin mereka ini bukan WNI atau karena mereka kecewa? sebegitu kecewanya hingga mengolok-olok Andik cs? kecurangan/kebusukan apa yang telah dilakukan Andik Cs hingga pantas diolok dan dicaci maki?. Bahkan yang lebih tidak mengenakkan lagi ada yang mengatakan "saya bayar pajak, saya berhak berkomentar apapun tentang timnas".  timbul pertanyaan lagi "seberapa besarkah anda bayar pajak hingga anda berhak berkomentar apapun tentang timnas Indonesia? Terus terang secara pribadi saya mengatakan bahwa saya tidak pantas berkomentar/ mencaci timnas Indonesia karena apa yang sudah saya lakukan ataupun yg sedang saya lakukan belum pantas disandingkan dengan pemain timnas Indonesia. Apa yang dilakukan pemain timnas Indonesia sangat mulia (walaupun dulu pernah terjadi gol bunuh diri yang disengaja, itupun demi timnas Indonesia). Mereka hanya bermain sepakbola untuk negara, yang dipanggil oleh federasi, apa salah mereka? Penonton sepakbola Indonesia sudah terkena penyakit kejiwaan yaitu suka menyalahkan dan sok hebat. "Djohar bodoh, klo saya jadi Ketum PSSI pasti berprestasi bla...bla...bla", atau "seharusnya yang dipanggil tu pemain itu, di liga itu kan mereka hebat tu, pasti menang bla...bla...bla....".  Sebenarnya malah itu adalah contoh orang-orang lugu dan tidak tahu apa-apa soal sepakbola. Selain perkara skill,bnyk faktor yang menentukan kemenangan dalam pertandingan. Mungkin ini semua persoalan kekurangan edukasi,baik secara formal ataupun informal. akhirnya mempunyai pemikiran sempit dan kurang bijak dalam berkomentar. Sewaktu zaman Nurdin Halid pun saya tidak pernah berharap timnas Indonesia kalah dan berkomentar buruk terhadap timnas, meskipun saya sangat benci Nurdin Halid Cs. Andik Vermansyah, " lebih baik kita bersatu karena jika kita bersatu menang kalah kita tidak punya alasan untuk mengklaim atau menyalahkan".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline