Lihat ke Halaman Asli

Doni Bastian

TERVERIFIKASI

SEO Specialist - Konsultan Pemeliharaan Ikan Koi

Apa yang Salah dari Puisi Gus Mus?

Diperbarui: 9 April 2018   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : IndeksBerita.com

Sekarang giliran puisi Gus Mus yang dipersoalkan setelah Gubernur Ganjar Pranowo membacanya. Padahal puisi itu sudah ditulis sejak lama (tahun 1987) dan sudah sangat sering dibaca dan dipublikasikan di berbagai kesempatan. Kenapa baru sekarang dipersoalkan? Apakah memang sekarang ini lagi musimnya panen 'puisi' yang melecehkan agama?

Berikut ini petikan kalimat dari puisi Gus Mus yang berjudul 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana' :

"Kau bilang Tuhan sangat dekat..
Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat.."

Sebagian kalangan mempermasalahkan kalimat di atas. Saya sendiri heran dan tertawa sendiri, emangnya bagian mana yang salah?

Ada yang menilai, bahwa Gus Mus mempermainkan 'Azan' dalam puisinya itu, karena ada kalimat ' memanggil-manggilnya dengan pengeras suara'

Menurut saya, ini lucu.. sungguh teramat lucu..
Itulah jika orang yang berpandangan sempit dan tak bisa berpikir lebih dalam. Sedikit-sedikit tersinggung, sebentar-sebentar marah karena merasa bahwa agamanya dilecehkan.

Menurut saya, kalimat tersebut memiliki maksud atau makna bahwa jika seseorang sudah menjadi pemeluk agama yang taat, dimana Gus Mus menyebutnya 'Tuhan sangat dekat', maka tentu jika sudah tiba waktunya sholat, tak perlu lagi dipanggil-panggil dengan pengeras suara.

Tidak ada pengeras suarapun, atau bahkan tak terdengar suara azanpun, dia akan segera menunaikan kewajiban ibadah, jika sudah tiba waktunya. Begitu maksud Gus Mus dengan kalimat pada puisinya itu.

Selain Gus Mus, Gus Dur juga tak jarang membuat joke (guyonan) tentang masalah agama bahkan koleksi humor Gus Dur jauh lebih banyak dan sangat sering disampaikan. Tapi bukan berarti Gus Dur dan Gus Mus suka mempermainkan agama. Sama sekali tidak.

Pada suatu ketika, wartawan meminta tanggapan kepada Gus Dur terkait joke-nya yang nyerempet-nyerempet soal agama. Gus Dur menjawab bahwa sebagai pemeluk agama, kita jangan terlalu serius.. yang sedang-sedang saja.

"Kalau terlalu serius, maka semua hal itu bisa dianggap menghina agama, tapi kalau tidak terlalu serius ya.. gak papa.. Kalau ada yang menganggap bahwa lelucon itu menghina agama, itu orangnya yang kurang.. (kurang cerdas maksudnya)..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline