kala sekuntum bunga merekah ditengah musim semi
tiada mampu tundukkan hasratku untuk memetiknya
hingga kelopaknya luruh jatuh dan terbawa angin pagi
kubiarkan saja berlalu tanpa rasa yang menepi di dada
entah apa yang tlah terjadi didalam relung batinku ini
bulir kasih yang pernah kau semai selintas tak berarti
aku terjebak didalam kubang ingkar di dalam bilik nurani
walau getar rasa itu ada tapi terkurung keangkuhan diri
kini detik waktu tlah melangkah pergi jauh keseberang
kuterbuai dalam alunan rindu yang dulu tak pernah ada
tanpamu disisiku adalah gelap malam tiada berbintang
termangu sendiri menatap cahaya bulan redup di angkasa
sejuta penyesalan jejali batinku di sepanjang garis senja
merindukanmu laksana bumi yang kering menunggu hujan
aku bertanya kepada dinding kamar yang diam tak bicara
mengapa baru sekarang kuterjerumus dalam jurang asmara
wahai angin yang meniup lembut dibalik daun jendela kaca
akankah kau berkenan membawa rasa rinduku ini kepadanya
bersama airmataku yang jatuh bergulir membasahi kedua pipi
sampaikan padanya seikat kembang merah sbagai tanda rasa
sampai kini aku tak henti berpikir
mengapa cinta ini terlambat hadir
.oOo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H