Lihat ke Halaman Asli

Dongeng Kopi

Berbiji baik, tumbuh baik!

Sifat Buto Tetuko Gugur bersama Dongeng Kopi

Diperbarui: 8 Februari 2024   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetuka kecil bertaing sebelum dipangkas kresna. Sumber Gambar Dongeng Kopi.

Jabang Bayi yang lahir ceprot langsung diculik bawa ke kahyangan untuk melawan pengacau ada Tetuka. Bayi merah ini dihajar bukannya mati malah makin menjadi.

Pengacau yang berasal dari negri Giliwengi mengamuk hebat di Suralaya. Kahyangan Jonggring Saloka. Sebabnya pepundennya Prabu Kalapracona, raja raksasa, ditolak lamaran pada Supraba, Bidadari menawan hati semua lelaki yang memandang.

Ketika para Batara kewalahan, bayi yang didalam tubuhnya kemasukan warangka senjata kunta di pinjam Batara Narada untuk bertarung dengan Sekipu. Berdasar wisik dari Dewata, kahyangan akan tentram kembali hanya bila dipertemukan dengan anak Werkudara dan Arimbi. Sebab lawan yang sepadan.

Semakin dipukul Tetuka malah semakin tumbuh kuat. Bila sebelumnya yang kewalahan para penghuni kahyangan, gantian Patih Sekipu yang tak kuasa menghadapi anak anak bercawat putih yang lahirnya langsung dicucupi air kopi. Mungkin kebiasaan mencucupi air kopi pada anak anak balita dilakukan untuk mencegah kejang berasal dari dongeng ini.

Meski demikian dr. Jessica Florencia, Sp.PK dilansir dari klik dokter dot com kebiasaan tersebut adalah mitos dan cenderung berbahaya.

Kalau untuk bayi minum kopi berbahaya, untuk orang dewasa justru sebaliknya. Menyesap anggur arab punya banyak manfaat dan sebagai obat alternatif yang mujarab seperti meningkatkan daya ingat, menjaga kadar gula darah, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan energi, menjaga kesehatan hati, menjaga kesehatan jantung serta menurunkan risiko kematian.

Bagaimana persediaan kopi aman? Ingat kopi kaya manfaat! Kalau kopi sudah habis selalu ingat @dongengkopi untuk dibungkuskan dengan segera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline