Taman Baca Alimin di Umbulmartani usianya baru sekitar 15 bulan. Belum genap dua tahun bila dibanding Dongeng Kopi mukim di salah satu desa di kecamatan Ngemplak, Februari nanti. Kiprahnya sebagai badan penyelamat waktu terbuang begitu saja saat nongkrong, tidak bisa dianggap biasa. Ia hadir menjadi bagian tak terpisahkan kala singgah di DKJ. Bagian sibuk baca banyak ngopi. Tagline yang tersemat saat masih di Gorongan 2015.
TB Alimin didirikan oleh Dongeng Kopi dan Indie Book Corner. Irwan Bajang, pemilik IBC merespon dengan cepat kesempatan saat beberapa permintaan mengenai buku seperti saat Toko Budi dahulu. Hanya karena berbeda, bukan cabang dari Toko Budi, maka nama yang diusulkan lebih ke nama lain. Akhirnya tercetus dengan nama Alimin. Anak Kos Gang Peneleh muridnya Pak Cokro.
baca: Alimin Anak Kos yang Jadi Nama Taman Baca
"Saat membubuhkan nama itu spontan begitu saja. Malah cuman lewat telepon"
Ujar Renggo Darsono Juru Cerita Dongeng Kopi mengisahkan proses bagaimana Alimin jadi toko buku.
Lewat Bajang, rak rak berjajar itu akhirnya dibangun. Tukangnya warga Degolan, tetangga desa sebelah yang biasa jadi tukang kayu. Kalau cerita dari tukangnya, ia termasuk yang bikin semua urusan kayu di Rumah Tembi, Bantul. Renggo melanjutkan bahwa nama alimin saat itu juga bagian dari perwujudan doa. Karena terdiri dari kata dasar 'alim' mendapat imbuhan in.
"Artinya bikin jadi berilmu."
Kalau merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia, alim maknanya memang berilmu. Selain bermakna orang yang saleh. Seloroh seperti Yuk, kita alim-in aja itu bocah biar ndak nakal - sepertinya pas untuk menepis bahwa warung kopi biasanya jadi tempat yang identik negatif karena tempat orang berbual kata menghabiskan waktu percuma.
baca: Obrolan Warung Kopi Obrolan yang Melampaui Batas
Mencuplik dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yang bersumber dari kemendikbud alim berarti: