Lihat ke Halaman Asli

"Politik itu Kotor yah?"

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“kuliah mas?”

nggeh, pak.”

“ambil jurusan apa?”

“politik.” Jawabku ringkas.

Politik itu kotor yah?” Celetuk beliau.

dari pertanyaan chit-chat ‘kuliah dimana ambil jurusan apa’ seperti siang ini, Entah sudah berapa kali aku dapatkan respons yang menyudutkan ilmu politik (dan juga mungkin ilmu-ilmu lainnya) melalui konotasi-konotasi negatif. Tapi entah apa hal pula, siang ini kudapatkan jawaban yang kiranya cukup eksotis guna membangkitkan gairah pikir anak manusia yang berkecenderungan taqlid dan laten terbawa arus wacana umum.  Kira-kira beginilah jawabku:

“Wah, kalo itu masalah mental sama integritas sih pak. Kalo kita pukul rata antara ilmu dan praktisinya melalui generalisasi ‘bersih’ dan ‘kotor’, sukar kayaknya nemuin mereka yang benar-benar ‘bersih’ saat ini. Sekarang mari kita sepakati praktisi politik kotor, gitu juga dengan hukum; curang, penggiat ekonominya banyak yang culas, birokrat- teknokratnya korup dan unprofessional, lembaga civil society gampang ditunggangi, pengajar dan pelajarnya pragmatis, ustadz juga ikut-ikutan ‘gila hormat’ dan kata ‘maaf’. Ini emang soal mental dan integritas”, sempalku sekenanya.

[caption id="attachment_296535" align="alignnone" width="500" caption="sumber gambar: www.agvnk.blogspot.com"][/caption]

Demi Tuhan posisi atas jawabanku bukan untuk menseriusi pertanyaan si Bapak, lebih lagi bukan  untuk melakukan ‘pembelaan’  terhadap fokus ilmu yang sedang aku tekuni (yang sesungguhnya aku juga tak benar-benar ‘dalam’  dalam menekuninya). Aku hanya sedang membela posisi ilmu dari kesia-sian judgement antara ‘bersih’ dan ‘kotor’. Bukankah, “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia”? dalam persepsiku, yang keliru bukan objeknya, tapi subjek. Yang mengalami degradasi bukan ilmunya, tapi mental dan integritas para lakonnya.

Sejenak pandangan beliau menjadi tajam. “oh, iya juga ya...” gumamnya lirih.

-Based on True Story, obrolan antara mahasiswa malas dan bapak paruh baya kemarin siang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline