sebentar lagi tergelincir matahari di pungkas hari
dan di jalan kampung setengah aspal setengah berbatu
makin ku percepat kakiku, menuju rumah-Mu
langit merona, menggelora. laksana gairah kalbuku
saat lidahku menyeru asma agung-Mu dalam lantun ayat suci
dan mulutku menghias senja-Mu dengan rangkai puja-puji
tiba di pelataran, sejengkal dari beranda
dalam langit kian redup aku mendengar sayup
bisik lembut suara-Mu terbantun di hatiku