Lihat ke Halaman Asli

Bulan Mati di Langit Pecinan

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14243374672113889979

[caption id="attachment_398010" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi - Lampion imlek. (Kompas.com/Callista O.)"][/caption]

masih kuingat setahun silam
saat bulan mati bertengger di langit pecinan

di antara riuh kembang api dan petasan
liuk-liuk barongsai dan naga menari
denting dentang musik bersahut
mengharu-biru malam tanpa bulan

seorang jelita bergaun putih
menggamit payung biru muda
larut menyaksi rancaknya atraksi
menggempita malam tanpa bulan

menerobos aku di antara bayang-bayang
mendekat menuju si gaun putih
sesungging senyum teramat anggun
ratu jelita di singgasana malam tak berbulan

sesaat aku-dia saling bertatap
bintang di langit pun jatuh, bersinar di matanya
dari bibir merahnya sebuah nama terucap
sebelum ia berlalu dalam bayang malam tak berbulan

malam ini aku di jalan ini
ketika bulan mati ada di atas langit pecinan

lampion-lampion merah berparade
barongsai dan naga gesit menari-nari
tetabuhan rancak bertalu-talu
dalam hingar-bingar petasan dan kembang api

kepada bulan mati di langit pecinan aku bertanya
akankah kembali kulihat jelitaku malam ini?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline