Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Begitu perasan Faisal ( 28) ketika mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium sampel darah ibunya. Hermalida ibunya (60 ) menderita kanker paru stdium 4. Sudah tiga siklus kemoterapi kadar trombositnya menurun hingga kurang dari 8.000/mcL .
Sementara syarat untuk bisa melanjutkan kemotrapi adalah Hemoglobin ( Hb) dan Trombosit ( Tc) pasien dalam keadaan normal. Kadar trombosit dalam tubuh normalnya berkisar antara 150.000 hingga 450.000 mikroLiter (mcL ).
Jika kurang dari 150.000/mcL maka dikhawatirkan pasien mengalami pendarahan internal atau eksternal. Sebab itu dokter akan menunda tindakan kemo sampai trombosit pasien kembali normal.Mundurnya jadwal satu sesi kemoterapi akan menyebabkan mundurnya seluruh jadwal kemoterapi berikutnya.
Padahal untuk pasien kanker kecepatan dan ketepatan tindakan amat menentukan berhasil tidaknya pengobatan.Tidak ada jalan lain transfusi trombopheresis harus dilakukan segera.
Nah yang bikin Faisal ketar-ketir stok trombosit di Bank Darah RS.Mohammad Hoesin Palembang sering kosong. Sudah 4 kali ia harus bergreliya online dan offline mencari orang yang bersedia jadi donor apheresis trombosit. Pencarian yang tidak cuma makan waktu tapi kadang ongkosnya juga tidak murah.
Sering Masuk Perangkap Calo Darah
Kepanikan keluarga pasien untuk segera mendapatkan donor dimanfaatkan para calo darah. Calo-calo darah memang selalu ada di sekitar Unit Transfusi Darah rumah sakit. Mereka begitu sigap menawarkan jasa pendonor berbayar atau mengaku bisa mencari pendonor dengan fee tertentu.Tak tangung-tanggung mereka minta fee dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk satu kantong trombosit.
Faisal tidak sendiri. Setiap hari ada belasan keluarga pasien menghadapi dilema yang sama. Disatu sisi mereka memerlukan donor segera untuk menyelamatkan jiwa orang tercinta. Disisi lain imbalan yang diminta calo darah sudah diluar batas kewajaran. Disaat -- saat kritis Faisal mendapat info tentang komunitas donor trombosit sukarela On Call yang diprakarsai Nur Irwansyah Putra.
Nur begitu dia bisa disapa salah satu yang peduli dengan kesulitan keluarga pasien yang membutuhkan trombosit.
" Tidak semuanya pasien yang butuh donor trombopheresis punya uang. Jangankan untuk bayar calo darah,kadang untuk ongkos berangkat ke rumah sakit saja mereka harus pinjam tetangga" ungkap Nur prihatin.