Lihat ke Halaman Asli

Rahma dona

wiraswasta

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Diperbarui: 6 Februari 2019   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Herriest-pixabay

Pada tahun 2018 sudah  60 T  uang yang sudah  dikeluarkan untuk Dana Desa  (Data Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi).Diriku termasuk yang tidak mengerti, apa daya guna dan hasil guna dari  dana desa. Mungkin perlu, ditayangkan pada program kelompencapir atau dari desa ke desa (TVRI).  Biar seluruh rakyat Indonesia tahu, diapain aja tuh duit sama Pak Kades.

Alhamdulilah awal tahun 2019 ini, politikus favorit  saya Fadli  Zon sempat bersiul-siul nyaring (twit). Intinya menyatakan program Dana Desa ,hingga saat ini belum memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat desa, cuitnya, 11 Januari 2019. Alasanya  dana desa habis, digunakan untuk  berbenah infrastruktur saja ( www.tempo.co).

Onde - mande. Sebagai pengemar, tentu saja diriku  harus maklum dong. Dari riwayat hidupnya di Wikipedia nampaknya beliau belum tahu rasanya,berjalan kaki 6 jam bolak-balik. Seperti Ninja Hatori, mendaki gunung melewati lembah. Sambil memanggul hasil bumi, yang akhirnya cuma dihargai dua kilo beras miskin.

Atau merasakan gundah gulana hati seorang ayah. Demi menyelamatkan  anak, yang sedang  kejang-kejang. Bingung cari pinjaman  500 ribu kesana-kemari, untuk ongkos speed boat menyeberang sungai.

sumber:Kemendesa PDT dan Transmigrasi

Tidak  ada akses jalan dan jembatan, yang cepat dan murah. Dari desa menuju, fasilitas kesehatan dan pusat perekonomian. Hal-hal macam begini,tidak pernah melintas dipikiran mereka yang segalanya just a call away ( tinggal telpon saja) dari segala fasilitas.

Tapi sebagai pengemar saya harus  bilang, Uda Fadli  tidak salah. Kenyataanya memang , Dana Desa itu di prioritaskan  penggunanya untuk bidang pembangunan desa.Termasuk jalan, jembatan, pasar dan sarana kesehatan publik seperti posyandu  juga MCK.

Senin 4 Februari 2019, diriku diundang menghadiri Diskusi Pengentasan Kemiskinan Berbasis Pembangunan Desa di SumSel.

Event ini diselengarakan Diskominfo, Kantor Staf Presiden dan  Forum Merdeka Barat (FMB). 150 media cetak,on line, blogger dan  Vlogger yang hadir di Griya Agung mendengarkan paparan  Anwar Sanusi (Sekjen Kemendes), Anis Saggaf ( Rektor Unsri) dan Mawardi Yahya ( Wagub SumSel).

dok.FMB9.id

 Dana Desa

Siti Meiningsih - Direktur Pengelolaan Media ( Diskominfo ) membuka diskusi, dengan mengurai apa itu Dana Desa. Dana desa adalah program pemerintah pusat,g una meningkatkan produktifitas masyarakat masyarakat desa.  Yang tinggal di kota dan di desa, perlu mengetahui bagaimana program Dana Desa ini menyelesaikan berbagai masalah sosial, ekonomi dan kesehatan di 19.750 desa tertinggal ( data 2014). Survei Badan Pusat  Statistik (BPS,2018) menunjukan pengurangan desa yang masuk dalam kategori tertinggal.

Pada tahun 2014 sebanyak 19.750 desa, dinyatakan masih tertinggal. Tahun 2018 , jumlah tersebut menyusut menjadi 13.232 desa. Tentu saja masih ada 6.518 desa lagi,yang harus dipikirkan.

Indonesia sudah 73 jalan 74 tahun merdeka. Dengan wilayah yang luas dan kendala  geografis, memang sulit pake banget untuk memeratakan pembangunan. Setidaknya terlihat dan terasa adanya usaha untuk mempermudah hidup rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline