Lihat ke Halaman Asli

Rahma dona

wiraswasta

Mengelo Pukek di Pasar Bengkulu

Diperbarui: 21 September 2018   18:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Bengkulu  berada di pesisir  Sumatera yang berhadapan  langsung dengan Samudra Hindia.  Bencoolen  atau Bengkulu  sudah menjadi  target  perjalanan bangsa-bangsa Eropa  sejak abad ke - 16.  Thomas Stamford Raffles adalah Gubernur  Bencoolen yang paling terkenal.

Karena besar di kota ini, saya lumayan  hapal tempat-tempat  menarik yang  belum dimuat dalam  peta wisata Bengkulu. Sambil  mengunjungi teman-teman lama,   berkeliling  melihat-lihat  apa yang baru di kota ini.

Perkembangan Kota Bengkulu, bermula dari perkampungan nelayan di muara  Sungai  Serut, dulu  orang menyebutnya Muaro Bengkulu.

Akses jalan menyusuri pantai, disudah  sangat  lancar. Sekitar 30 menit , menempuh kurang lebih 10 Km bermotor  dari  muara Kuala  Alam di ujung  paling  selatan Pantai Panjang  sampai ke muara di Pasar Bengkulu  di utara .

 Keramaian  pusat rekreasi  di tepian pantai , barisan  Cemara   Jarum ,  lapak penjual ikan ,segala rupa jajanan  dan  jaring - jaring ikan  yang bergantungan  menjadi pemandangan  di sepanjang  jalan.

Keberadaan Sungai serut dan perkampungan nelayan di Muara  Bengkulu,   sudah  tercatat dalam sejarah. Kerajaan  Sungai Serut ,disebut  menguasai pesisir  sampai ke pedalaman  di Utara Bengkulu.

pasar-bengkulu-5ba4da99677ffb4ed236c2f2.jpg

Nama Pasar  Bengkulu, nampaknya  bermula dari kebiasaan  etnis Melayu menyebut  pusat perdagangan (kota)  dengan  awalan  pasar . Ramainya  perniagaan  di sungai dan laut , membuat muara  Sungai Serut mendapat  julukan Pasar  Bengkulu.

Sekarang  tak banyak  lagi, yang mengenal nama  Sungai Serut.  Orang-orang   sekedar  menyebutnya Muaro atau Sungai  di Pasar Bengkulu  saja.

Sungai serut  , terlihat  tenang  dan cantik jadi spot foto yang  menarik.  Dari  atas jembatan Sungai Serut   yang menghubungkan  Kampung  Kelawi  dan  Pasar  Bengkulu,  kita bisa  melihat kegiatan  dikedua  sisi sungai.  Ladang  dan  rumah produksi  kapal sekala kecil.

Beberapa tahun yang lalu, di  muara  sungai  ini  ramai penduduk yang  manambang batu bara. Mengumpulkan  baru bara,  yang  terbuang  bersama limbah  tambang yang  dibawa arus Sungai Serut. Lebih kurang sama dengan  cara menambang  pasir  tradisional,  bedanya mereka mengunakan keranjang  berlubang  untuk mengumpulkan batu bara yang  berbaur dengan air dan batu.

Kegiatan ini  lumayan menghasilkan uang , tetapi  dampaknya pada  ekosistem sungai amat luar biasa merusak. Menambang  batu bara di muara  sekarang dilarang, karena  protes dari komunitas nelayan  dan masyarakat  daerah  aliran Sungai Serut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline