Lihat ke Halaman Asli

Rahma dona

wiraswasta

Dejakabaring 3D Gallery Jadi Wisata Kekinian di Palembang

Diperbarui: 18 Juni 2018   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Swafoto, sudah menjadi bagian dari rutinitas harian zaman sekarang. Sesi foto-fotoan, bahkan sudah menjadi bisnis yang menguntungkan. Bagian dari upaya revitalisasi destinasi wisata mereka, banyak daerah membangun spot-spot foto kekinian. 

Spot foto yang menarik, tak hanya menguntungkan pengelola objek tapi juga industri kepariwisataan daerah secara luas. Kota Palembang, tak mau ketinggalan mengantisipasi tren wisata kekinian dengan sudah dibukanya beberapa galeri foto 3D.

Yang terbaru, adalah pembukaan Dejabaring 3D Galery yang berlokasi di utara Jakabaring Sport City, Palembang. Soft Opening sendiri berlangsung pada Kamis  (14/06) dan dilakukan langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin.

Dok. Pribadi

Inisiator Dejakabaring mengungkapkan, soft opening dilakukan dengan persiapan galeri dan promosi dalam satu minggu saja. Spot foto 3D ini diharapkan menjadi salah satu tempat wisata alternatif yang bisa dikujungi wisatawan yang datang ke Kota Palembang, khususnya pada Asian Games 2018  Agustus mendatang.

Venue Dejabaring menggunakan ruang pamer dari Graha Teknologi Sriwijaya sebagai galeri. Biasanya, galeri foto tiga dimensi (3D isinya adalah lukisan mural atau foto dilengkapi dengan materi yang memberi ilusi obyek 3D.  

Di Dejakabaring, kita akan mendapati 30 lembar materi digital printing. Materi ditempel di dinding dan beberapa digelar di lantai dengan harapan memberi efek 3D kalau difoto. Beberapa spot, seperti spot surfing lumayan berhasil memberi efek 3D. Dengan catatan difoto dari atas level sekitar 50 cm. 

Sementara spot lainnya, seperti perahu di laut dan frame raksasa dibuat dengan metode yang kurang lebih sama dengan buku bergambar pop up yang menyajikan efek 3D yang asik sekali.

Yang bikin bengong, spot pertama yang kita temui begitu masuk ruangan  Dejakabaring 3D Gallery adalah spot wall climbing. Dalam tutorialnya pengunjung harus telungkup ala -- ala Cicak di lantai. Mungkin karena digelar flat saja, atau gambarnya yang kurang pas sehingga tidak menarik. 

Dari awal sampai akhir kunjungan, tak satupun yang mencoba tengkurep di spot ini. Sementara foto Menara Eiffel, Gandalf menyerang Smug dan  celana robek Spongebob mengingatkan saya pada  back droop ala studio foto zaman dahulu.  

Mengikuti alur ruang pamer dan mengamati spot demi spot foto. Harus dikatakan, masih banyak sekali PR yang harus diselesaikan oleh Universitas Bina Darma, sebagai  inisiator dan pengelola proyek. Sementara ini, Dejakabaring 3D Gallery belum siap untuk bersaing dengan galeri 3D lain yang sudah ada di Palembang. 

Untuk mendapat predikat layak kunjung, perlu penataan serius dekorasi, interior ruangan dan zonasi objek foto. Unsur kejutan dan interaksi dengan gambar dalam galery 3D, sekilas nampak tidak penting tapi nyatanya sangat penting.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline