Berdiri di atas jembatan lengkung, sejauh mata memandang tepian sungai yang tenang seperti alunan lagu nina bobo. Puisi indah mulai terangkai dalam hayalan, penyakit sawan no 16 saya kumat. Malaikat kecil dengan harpa mini mulai berterbangan. Ketika biduk melintas di bawah jembatan mereka mulai bernyanyi ... manatu sole ....oh sole mio ...benvenuto nel fiume Pedado -- selamat datang di sungai Pedado
Sungai Pedado,adalah anak sungai dari Sungai Kramasan yang akhirnya bermuara juga ke Sungai Musi. Menjelang tengah hari, anak-anak baru saja pulang sekolah. Berjalan beriringan di pedestarian, ramai suara mereka berkompromi mau main apa nanti.
Seorang anak perempuan, tak merasa perlu menunggu teman. Sendirian, mengail Eceng gondok yang mengapung dengan ujung bambu.Untuk main,katanya padaku. Tak jauh,gerombolan anak lelaki terus saja asyik bermain air. Seragam sekolah,mereka hamparkan saja di tepi jalan. Masa, yang akan indah mereka kenang nanti.
Saya membuntuti seorang lelaki,yang bolak-balik mengangkut karung serbuk kayu ke Kumbung- rumah jamur milik Sumarsono. Ada ratusan bag log dalam Kumbung milik Sumarsono yang berukuran 5x6 beratap daun Nipah. Dari sela-sela lantai papan, terlihat Sungai Pedado mengalir tenang. Bersama istrinya Yusmawati, pria asli Jogja ini memberikan tutorial singkat bagai mana membudidayakan Jamur Tiram pada saya.
Usaha budidaya Jamur Tiram,bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang diprakarsai komunitas Rumah Belajar Ceria (RBC). Ide untuk membudidayakan jamur di dusun sungai Pedado patut diberi dua jempol, karena cerdas mengamati potensi lingkungan. Tak jauh dari jalan masuk dusun, ada usaha pemotongan kayu.
Serbuk kayu sebagai media tumbuh jamur tiram,boleh diambil dengan cuma-cuma. Kumbung,dibangun di atas air sehingga pengaturan kelembaban juga pengembunan tidak menjadi masalah. Tidak seperti berternak atau berkebun, jamur tidak perlu perawatan ribet.
Sembari menunggu jamur berproduksi,dapat bertani atau nyambi kerja jadi buruh di pabrik karet.
Di rumah pembuatan bag log, ada 4 tungku sedang mengukus serbuk yang sudah di kemas dalam plastik. Proses strerilisasi ini,menghabiskan 1 tabung gas 3kg dalam waktu sekitar 5 jam.Setelah didinginkan selama kurang lebih 8 jam , kantong disusun pada rak bambu di dalam Kumbung. Perlu waktu satu bulan,untuk bag log mulai berjamur.Satu bag log, akan terus berproduksi selama tiga bulan.
Jamur tiram segar dijual dengan harga Rp.20.000/kg. Jamur-jamur yang tidak lolos sortir,diolah jadi kripik jamur.Kripik Jamur Mac-Mur di jual dengan harga Rp.15.000 per kantong 100gr. Bagi yang berminat membudidayakan jamur tiram, bag log yang sudah diberi bibit jamur dapat juga dipesan disini.
Sebaiknya,mari mulai dipikirkan bagaimana memanfaatkan bag log yang sudah tidak produktif.Karena kantong-kantong yang di buang begitu saja, akan berdampak pada ekosistem .
Sungai Pedado, tak terlalu sulit dicapai .Sekitar 2 kilometer setelah melintasi Jembatan Musi 2 dari arah Polygon. Dikiri jalan akan terbaca Jl.Syarkowi dan papan nama Rumah Belajar Ceria. Belum ada, angkutan kota yang melewati daerah ini. Penduduk,keluar masuk dusun dengan motor atau menumpang biduk yang lalu lalang di sungai. Jalan tanah menuju dusun, tampaknya lumayan licin di musim hujan.