Sudah jarang kita melihat orang dewasa apalagi anak-anak yang mengisi waktu menunggu dengan membaca buku, semua sibuk merunduk bermain gawai.Tapi pemandangan langka itu akan selalu kita temukan kalau mampir Perpustakaan Cinta Baca Palembang.
Meskipun lebih populer disebut Taman Bacaan atau Perpustakaan tetapi dasar pendirian Yayasan Cinta Baca pada tahun 2001 adalah membagun Pusat Pembelajaran Masyarakat (PPM) berbasis perpustakaan.Konsep ini kemudian banyak diikuti oleh lembaga literasi sejenis di tanah air.
Cinta Baca sudah hadir di Palembang sejak tahun 2009 . Tahun 2018, Cinta Baca Sumatra Selatan sudah memiliki 24 Taman Bacaan di seluruh Kabupaten dan 7 Pos Baca di Kota Palembang. Setiap Taman Bacaan setidaknya memiliki 200 an buku, sementara Pos Baca mendapat jatah 100 buku yang akan di rolling setiap bulan. Pos -Pos Baca didirikan bekerjasama dengan PAUD yang memiliki tempat untuk ruang baca.
Anak lelaki dan perempuan beda selera bacanya.
Perpustakaan Cinta Baca Kota Palembang berada di Jl. Sukarjo Harjo Wardoyo - Tugu KB 7 Ulu. Lokasinya stategis,hanya beberapa meter dari sebuah Madrasah Ibtidaiya,Taman Kanak-Kanak dan Pasar Tradisional 7 Ulu-Palembang .Transportasi umum lancar,tak perlu berjalan jauh untuk mencari angkot atau bis kota. Jam pulang sekolah adalah rush hour untuk para operator.
Sambil menunggu jemputan, anak-anak dari sekolah sekitarnya biasa mampir. Mereka sudah tahu di rak mana buku favorit mereka di letakan.Tiga gadis berseragam SMP mencari buku cerita dalam bahasa Inggris. Ada tugas reading, dari guru mereka di sekolah. Mereka mendaftar jadi anggota Taman Bacaan,agar bisa mempelajari buku itu dirumah.
Kristin Marbun,sudah mengelola Cinta Baca Palembang sejak tahun 2014. Butet asli Lampung ini punya segudang prestasi antara lain pada 2015 mewakili Sumatra Selatan ke tingkat nasional dalam Lomba PTK PAUDINI dan tahun 2016 peringkat pertama dalam Apresiasi GTK PAUD dan DIKMAS tingkat Kota Palembang.
Saya berkunjung ke Cinta Baca di hari Selasa, hari bercerita. Menjelang jam dua siang anak-anak sudah ramai berkumpul. Ada anak perempuan yang datang dengan membawa kardus bekas. Ia minta diajarkan cara membuat permainan labirin. Rupanya disamping membaca dan bercerita,Kak Kristin rajin mengajari anak-anak membuat membuat berbagai keterampilan dari barang bekas.
Relawan tukang cerita hari ini adalah Kak Istiqomah dan Mentari ,mahasiswa Prodi Perpustakaan UIN Raden Fatah.Ceritanya tentang persahabatan Rusa dan Burung gagak. Usai bercerita keduanya mengajak anak bermain games yang megajarkan anak kerjasama team untuk mencapai tujuan.
Di tempat lain,cerita di baca begitu saja di Cinta Baca suasana bercerita menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Karena ada Kak Cita yang mengiringi story telling sambil memetik gitar dan mengajak anak-anak bernyanyi bersama. Cita Sinaga,butet asli Jambi ini enam bulan lalu meninggalkan pekerjaanya di perusahaan pembiayaan untuk bergabung sebagai operator Cinta Baca.
Melihat para oprator Cinta baca yang penuh dedikasi pada pekerjaanya membuat saya tak enak hati. Kristin dan Cita,keduanya bukan wong Pelembang. Mereka datang kemari, khusus untuk mengabdikan diri bagi kemajuan literasi dan mencerdaskan anak-anak Palembang.
Tentu bukan keuntungan finansial yang mereka kejar,karena bekerja di lembaga nirlaba seperti Yayasan Cinta Baca tak banyak yang bisa didapat.Semoga banyak anak-anak muda Palembang yang terpangil untuk menjadi volunteer di komunitas sosial dan benar-benar punya semangat untuk mengembangkan komunitas mereka tak cuma ikut-ikutan lalu pergi tanpa pesan***donapalembang101
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H