Lihat ke Halaman Asli

Rahma dona

wiraswasta

(Seri Kenangan Masa Kecil) Telur Kodok Obat Bisul

Diperbarui: 8 Maret 2018   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: dw.com

Zaman saya masih kecil awal tahun 80an di Palembang, sanitasi lingkungan belum baik ditambah gizi buruk membuat penyakit kulit berjenis bisul mudah sekali menyerang anak-anak. Beberapa teman bahkan mendapat nick name"besul" dibelakang nama aslinya saking seringnya mengidap bisul. Pengobatan alternatif yang mudah didapat dan murah pada zaman itu adalah telur Kodok. 

Telur Kodok  yang saya maksudkan adalah telur dari hewan Kodok atau Katak -- Fajervarya cancrivora yang hidup di sawah,rawa atau genangan air. Dibeberapa daerah  sering salah paham dengan biji  tanaman Selasih-ocimum basilicum  yang kalau direndam air juga amat mirip telur Kodok.

Dokpri

Dahulu,warung-warung kecil di perkampungan banyak yang jual. Zaman sekarang,cuma toko obat China di sekitar Pasar 16 Palembang yang masih menjual telur Kodok.  Telur kodok kering dijual dalam bungkusan plastik kecil seharga beberapa rupiah.Butiran-butiran telur kering berwarna merah kecoklatan dengan bau sedikit amis. 

Mengunakanya gampang, rendam satu bungkus  telur  dalam air sampai lunak kemudian tempelkan pada permukaan bisul.  Penempelan biasanya dimalam hari,saat anak-anak akan pergi tidur . Tak lama setelah ditempel,bisul akan terasa sedikit gatal dan perih.

Pagi harinya telur Kodok sudah mengering dan biasanya mata bisul muncul. Bila bisul belum juga pecah,telur kodok yang sudah mengering dapat digunakan dengan merendamnya sekali lagi sampai bisul benar-benar matang dan pecah. Ya cuma begitu saja sederhana sekali dan keliatanya lumayan manjur.

Belum ada refrensi dari ahli farmakologi mengenai kandungan yang menyebabkan telur Kodok dapat membantu percepatan pematangan bisul.Sekarang kalau tidak mempan lagi dengan obat bisul hitam Ichtyol,maka baru mencari telur Kodok.****donaPalembang101

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline