Bertepatan dengan hari cinta -14 Februari 2018 APJI Kota Palembang mengadakan Event Budaya Makan Idangan .Ketua APJI Kota Palembang - Sulaiha S.Sos dalam sambutanya mengatakan event ini sebagai bentuk tanggung jawab APJI untuk melestarikan budaya gastronomi Sumatra Selatan.
Disetting dalam perayaan Munggah Mantu-keluarga mempelai pria menyambut mempelai wanita. Prosesi munggah diawali dengan arak-arakan pengantin menuju Galery Rumah Limas-Jl Demang Lebar Daun.Rombongan besan disambut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Ibu Irene Camelyn Sinaga dan Pejabat terkait laninya ,Pengurus DPD APJI Sumsel jugaIbu Ayu Ketua APJI Indonesia yang khusus datang dari Jakarta untuk acara ini.
Dalam wacana sosial budaya masyarakat Palembang makanan tak hanya sekedar pengisi perut. Ada prestise,pantangan dan etiket yang mengiringinya.Trend makanan cepat saji (fast food) mulai terasa dampaknya pada budaya makan orang Indonesia. Tidak banyak lagi yang tahu filosofi makan idangan yaitu makan bersama duduk lesehan mengelilingi dulang ( talam lebar) dalam tradisi Palembang sebagai ungkapan setiakawan - susah senang sama dirasa.
Seperti table manner jamuan internasional , makan idangan berdulang juga mempunyai etika antara lain:
- Satu hidangan dulang untuk disantap 8 orang
- Gunakan tanggan kanan saat makan
- Orang yang dihormati atau dianggap lebih tua dipersilakan lebh dahulu
- Duduk dalam posisi bersila bagi lelaki dan kedua kaki di lipat ke belakang bagi wanita
- Lelaki dan perempuan tidak di perkenankan duduk dalam satu hidangan
Menu yang di sajikan dalam hidangan ( idangan) adalah masakan tradisional Palembang yang mendapat pengaruh dari India dan Timur tengah seperti Nasi Minyak,Malbi -mirip rendang tetapi manis ,Gulai Kari, Ayam Kecap dan sambal nanas.
Event ini memberikan wawasan baru tentang wisata gastronomi. Sedikit lebih dalam dari istilah wisata kuliner. Dalam gastronomi identifikasi dimulai dari pemilihan bahan baku,proses masak dan penyajian serta kapan jenis makanan tertentu dihidangkan dan filosofi yang melatar belakangi hidangan itu. Wisata gastronomi dapat dikembangkan sebagai alternatif daya tarik wisata bagi daerah yang mempunyai warisan kuliner unik*** donapalembang101@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H