Dalam jadwal acara sesi sore dimulai pada pukul 1.30 Wib cuaca yang mulanya cerah membahana tiba-tiba menjadi hujan deras .
Saya dan banyak hadirin di acara Triangle Culture Festival (TCF)Palembang berbagi tempat dibawah tenda kerucut yang tak seberapa luas .
Pemuda 20an yang berdiri disamping saya terus memandang sepatu bulu dengan ukuran super besar yang terlihat berbercak basah
"aduh susah nanti mencucinya ...keringnya lama !" kudengar ia mengeluh
Saya menyarankanya untuk menyiapkan dua keresek besar setiap tampil.Tak lama berbincang kami berkenalan,namanya Akbar dia akan memakai kostum tikus kelabu maskot Usaha Jasa Pembasmi Hama. Akbar bekerja diperusahaan itu sebagai "eksekutor".
Diantara deru angin dan deras hujan saya menyimak bagaimana dia menceritakan pekerjaan nya
"tiang kayu dibor lalu cairan kimia anti rayap disuntikan kedalamnya ...disamping membunuh rayap cairan ini juga akan menguatkan kayu ...kalau Ibu ada masalah dengan tikus,rayap,kecoa nanti bisa menghubungi kami " saya menganguk mengambil Hp kemudian menyimpan nomor yang disebutnya
Hujan reda, pengungsi yang berteduh tadi bertebaran lagi ketujuan masing-masing. Melanjutkan blusukan diarea TCF dan bertemu dua remaja bercelana rumbai-rumbai Barongsai. Mereka berdua dari Grup Barongsai D.U.T.A di Perumahan Ogan Permata Indah -Palembang
"Nanti saja fotonya bu .....pas tampil saja" mereka malu-malu menghindari jepretan. Saya menghormati mereka,dan menurunkan kamera
Menjelang walikota Palembang Harno Joyo tiba di lokasi semua partisipan acara bersiap di posisi masing-masing. Dua Singa Barongsai mengapit kanan-kiri area teater Monpera , grup kuda lumping mengisi tengahnya dan Akbar berkostum tikus terlihat bingung berdiri di samping singa barongsai .
Moment yang unik, kedua koko dalam kostum barongsai sepontan langsung mengapai pundak tikus kelabu ketika saya mengisyaratkan mereka untuk merapat.