Lihat ke Halaman Asli

H.D. Silalahi

orang Tigarihit

Bagi Militer, Boikot Produk Prancis adalah Masalah

Diperbarui: 23 November 2020   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapal Induk Carles De Gaulle (sumber. sains.kompas.com)

Beberapa waktu lalu, lini masa berbagai  media sosial dijejali tagar yang isinya menyerukan untuk memboikot produk yang berasal dari negara Prancis. Reaksi ini muncul setelah warga dan netizen Indonesia menganggap Presiden Macron telah menghina keyakinan salah satu agama.

Protes bukan hanya terjadi di Indonesia, bahkan dari seluruh dunia. Tuduhan inipun semakin besar, setelah Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan turut mengecam pernyataan Presiden Prancis ini.

Dalam artikel ini, penulis tidak akan membahas asal muasal polemik ini. Juga tidak mau menilai siapa yang benar atau salah.  Dalam kesempatan ini, penulis hanya ingin mengulas jika boikot resmi dilaksanakan, serta dampak boikot terhadap operasional militer Indonesia dalam menjaga pertahanan dan keamanan NKRI. 

Kendatipun Prancis lebih dikenal sebagai negeri mode, Prancis adalah salah satu negara yang memiliki industri dan tekhnologi militer termaju di dunia. Berbagai jenis produk alutsista bertekhnologi tinggi, sudah dapat diproduksi secara mandiri oleh industri militer negara asalnya Napoleon Bonaparte ini. 

Salah satu etalase yang menahbiskan keunggulan tekhnologi militer negara ini adalah keberadaan kapal induk Carles de Gaule. Kapal induk Prancis ini adalah satu-satunya kapal induk di dunia yang menggunakan nuklir sebagai tenaga pendorongnya, diluar kapal induk milik Amerika Serikat. 

Untuk diketahui, sampai dengan saat ini, negara-negara maju seperti Rusia, China, Jepang bahkan Inggris, belum menguasai tekhnologi pembuatan kapal induk bertekhnologi nuklir.

Boleh dibilang, hampir semua tekhnologi tinggi dalam dunia persenjataan, sudah bisa diproduksi di dalam negeri oleh salah satu negara pendiri Uni Eropa ini. Mulai dari pesawat tempur, kapal perang, Main Battle Tank (MBT), satelit militer dan UAV. Bahkan kapal selam yang diproduksi untuk kebutuhan AL Prancis, sudah menggunakan nuklir sebagai tenaga pendorongnya.

Tidaklah mengherankan, alutsista "Made in France" laris manis di pasar persenjataan global. Banyak negara mempercayakan alat pertahanannya kepada alutsista yang diproduksi oleh negeri mode ini. Sebut saja, Arab Saudi. 

Negeri kaya minyak ini mempercayakan kapal fregat produksi Prancis, Jenis La Fayette Class sebagai penjaga lautnya. India sendiri, negara yang selama ini pembelian alutsistanya berkiblat ke Rusia, tidak bisa menahan godaan untuk membeli Pesawat Tempur Rafale. 

India membeli Rafale karena belum puas dengan pesawat tempur produksi Rusia, SU-30 MKI dalam mengimbangi kekuatan China di perbatasan negaranya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline