Lihat ke Halaman Asli

H.D. Silalahi

orang Tigarihit

Perubahan Seragam Satpam, Kembalinya Si Anak Hilang

Diperbarui: 15 September 2020   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seragam Satpam (sumber : kompas.com

Dengan terbitnya Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020, Kapolri secara resmi mengubah warna dan protokol pemakaian seragam Satpam. Disebutkan di peraturan tersebut warna seragam satpam akan disamakan dengan seragam polisi, dan tidak lupa, sekarang satpam diperbolehkan memakai lambang kepangkatan di seragamnya.

Ini menarik, apa alasan Kapolri mengubah seragam satpam? Apa mungkin untuk menyesuaikan dengan trend fashion atau malah trend warna tahun 2020. Auk ah, penulis tidak punya kapasitas untuk menjelaskan itu, biarlah pertanyaan  itu menjadi ranah pembahasan pengamat mode dan pakar desain. 

Bukan itu, kali ini,  yang membuat menarik adalah, terbitnya Per-Kapolri ini membuka khazanah pengetahuan baru bagi warga dan khususnya anggota kepolisian, bahwa profesi satpam berhubungan erat dengan Institusi kepolisian.

Satpam sendiri -singkatan dari satuan pengamanan- dibentuk oleh mantan Kapolri Awaloedin Djamin pada tahun 1980.

Beliau melahirkan satpam untuk mengatasi keterbatasan jumlah anggota polisi yang ditugaskan untuk mengamankan perusahaan swasta atau instansi yang membutuhkan pengamanan. Atas jasa beliau itu pulalah, pada tahun 1993 beliau dianugrahi gelar "Bapak Satpam Indonesia".

Nah, dengan keluarnya peraturan ini, Kapolri sekarang, Jenderal (Pol) Idham Azis mencoba untuk lebih menertibkan dan menghargai profesi satpam. Bagaimanapun juga, perubahan warna seragam satpam yang disamakan dengan anggota kepolisian, secara langsung akan mengangkat derajat profesi satpam, bermuara pada penghargaan dari mitra, masyarakat, pemilik perusahaan yang berhubungan dengan profesi satpam.

Tidak dapat dinafikan, kultur Indonesia sangat menghargai kelas sosial, simbol, gelar, ijazah atau aksesoris-aksesoris kepangkatan. Kendatipun hal ini agak bernuansa negatif bila dibandingkan dengan negara barat yang lebih menghargai kompetensi, tetapi inilah Indonesia, dengan segala tetek bengek keunikannya.

Disini, sudah hal yang lumrah, masyarakat, komunitas atau organisasi sering menggunakan seragam atau pakaian yang dibuat semirip mungkin dengan seragam Polisi atau malah seragam tentara, entah apa tujuannya. Kalau tujuannya untuk membuat lebih modis atau berwibawa, sah-sah saja sebenarnya. 

Yang membuat jengkel, sebagian besar memanfaatkan kemiripan seragam ini untuk menakut-nakuti atau malah untuk memeras warga. Yang lebih mengherankan, gaya dan sikap mereka lebih tentara daripada tentara, lebih polisi daripada polisi sendiri.....he.he....anjay. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline