Danau Toba adalah Danau Vulkanik yang terbentuk akibat letusan gunung Toba (super volcano)yang diperkirakan terjadi terjadi pada 69.000 -77.000 tahun yang lampau. Letusan itu memang sangat dahsyat, mengutip laman wikipedia abu letusannya sampai ke benua Afrika dan menyebabkan penurunan suhu bumi berkisar 3 - 5 derajat Celcius.
Danau Toba sendiri, tercatat sebagai Danau Terbesar di Indonesia. Saking luasnya, Danau Toba dikelilingi oleh 7 kabupaten di wilayah Propinsi Sumatera Utara, antara lain Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Simalungun, Samosir,Dairi, Toba dan Karo.
Dengan segala bukti sejarah dan potensi yang dimilikinya, tak pelak, Danau ini menjadi anugerah bagi daerah-daerah yang mengelilinginya. Tidak heran, kehidupan sehari-hari warga di wilayah ini sebagian besar bergantung dari danau ini.
Mulai dari memenuhi kebutuhan dasar seperti sumber air minum, sarana mandi,cuci,kakus (MCK) sampai dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi warga. Banyak aktifitas ekonomi warga yang dilakukan di danau ini, sebut saja usaha transportasi air untuk mengangkut barang atau manusia, penangkapan dan budidaya ikan, penambangan pasir sampai dengan potensi terbesar yang dimiliki oleh Danau ini yakni usaha jasa pariwisata.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat menyadari potensi ini. Tidak mengejutkan, di masa rezim pemerintahan Jokowi, Danau Toba ditetapkan menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata superprioritas, yang diharapkan bisa mencontoh keberhasilan Bali, daerah wisata yang sudah tersohor ke seluruh penjuru planet ini.
Penetapan Danau Toba sebagai destinasi wisata super prioritas tentunya bukan isapan jempol alias kaleng-kaleng. Kebijakan ini mempunyai arti bahwa anggaran yang digelontorkan oleh Pemerintah Pusat akan difokuskan untuk membangun sektor pariwisata di kawasan Danau Toba.
Kalau tidak salah, apabila sesuai rencana, sampai dengan Tahun 2020, Pemerintah Pusat akan menyiapkan dana sebanyak 6,4 triliun rupiah, tersebar di beberapa Kementerian, yang dialokasikan untuk membangun sarana utilitas dasar dan infrastruktur pendukung pariwisata demi menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata internasional.
Dari awal, semua pelaku pariwisata di Danau Toba sadar, potensi yang ditawarkan kepada para pengunjung adalah keindahan alam dan panaroma Danau Toba.
Tetapi, seiring dengan pembangunan masif ini, muncul satu hal penting yang tidak boleh dilupakan, dan positifnya, sepertinya pemerintah beserta stake holder pariwisata di kawasan Danau Toba mulai sadar bahwa inti dari industri pariwisata, tujuan akhirnya adalah memanjakan mata, hati, telinga dan kenyamanan pengunjung. Dan semua itu, hanya dapat dipenuhi, apabila kondisi lingkungan Danau Toba alami dan lestari.
Tidak heran, berbagai elemen masyarakat dan pemerhati lingkungan di kawasan ini, mulai mendengungkan perlunya menjaga kelestarian lingkungan Kawasan Danau Toba.