Lihat ke Halaman Asli

Bangkok Atau Jakarta Lebih Baik?

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa minggu yang lalu saya berkesempatan mengunjungi bangkok untuk urusan bisnis. Meskipun sebelum berangkat terdengar desas desus banjir dimana-mana namun berhubung semua sudah terbooking dan di bayarkan maka saya beranikan untuk berangkat. Setiba nya di Suvarnabhumi Airport tidak terlihat ada nya rush atau eksodus dari warga-warga pendatang wah ini menandakan bahwa seperti nya masih aman.

Ok setelah selesai dari urusan imigrasi dan bagasi tujuan pertama saya adalah mencari provider SIM Card untuk mendapatkan solusi komunikasi yang murah di bandingkan dengan biaya roaming dengan provider Indonesia. Ternyata tidaklah sulit , sepertinya perusahaan telekomunikasi sini menyadari peluang bisnis dari para pendatang. Masih di dalam lingkungan bandara bisa kita temukan counter2 perusahaan telekomunikasi yang menjual SIM CARD versi Turis. Anda bahkan bisa memilih SIM CARD untuk Blackberry services atau Internet service semua di jual dengan harga terjangkau dan mudah untuk di gunakan. Sistem transportasi di bandara nya pun sudah cukup rapih di bagi antara bagian taxi, kendaraan pribadi dan bus umum.. Pastinya tidak ada calo ataupun orang-orang yang bertindak seperti penjemput tapi ternyata adalah taxi gelap.

Untuk semua Taxi yang keluar dari bandara di kenakan extra charges sekitar 50Baht(15rb)+uang tol sekitar 70Bath(21rb). Perjalanan menuju kota memakan waktu kurang lebih 30-45 menit dengan elevated highway dan masing2 di beri 3 lajur. Sepanjang mata memandang belum terlihat adanya banjir atau pun genangan air berarti masih aman. Sesampai nya di hotel saya berusaha mencari tahu tentang keadaan banjir yang sebenarnya dan ternyata yang banjir masih berupa daerah pinggiran blm sampai ke city center. Sepertinya memang ada urusan politik di balik berita bahwa banjir sdh mencakup semua daerah.

Berhubung masih ada waktu sebelum mulai bekerja, setelah cek in hotel maka saya pun mulai dengan trip di daerah2 sekitar untuk melihat-lihat keadaan maklum sudah lama tidak ke bangkok. Di bangkok Trotoar di sediakan cukup luas bahkan bisa muat 1 mobil lebarnya dan masih ada sisa. Bukan merupakan pemandangan aneh kalo trotoar disini sebagian juga di penuhi oleh pedagang kaki 5. Namun keberadaan mereka cukup berbeda jauh dengan kaki 5 di negara kita ini. Mereka menjaga kebersihan trotoar dan meskipun jumlahnya banyak tapi mereka tidak sampai menutup seluruh bagian trotoar sehingga sebagai pejalan kaki masih bisa bergerak leluasa. Ini satu hal yang membuat saya bangga terhadap pemerintah Bangkok pejalan kaki di layani kaki lima pun tertib dan tidak merugikan. Toh para pedagang ini di butuhkan oleh orang banyak dan menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Para pedagang kaki lima ini pun AWARE akan pentingnya kebersihan kita bisa melihat mereka menggunakan sarung tangan ataupun air bersih untuk mencuci tangan baik sesudah memegang uang ataupun kegiatan lainnya yang bisa membuat tangannya kotor. Sampah mereka pun di tampung di dalam plastik besar yang mereka sediakan masing-masing. Di tambah lagi dengan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Wah saya jadinya berpikir Kapan ya kita bisa meniru bangkok yang sama-sama merupakan kota metropolitan dengan segudang masalah .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline