Lihat ke Halaman Asli

Gereja Suku Tak Suka Bersikap Rasisme

Diperbarui: 19 November 2024   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gereja Suku Tak Suka Bersikap Rasisme (Sumber: Freepik.com)


Gereja Suku Tak Berarti Suka Rasisme

 

Semester ini saya mengampuh mata kuliah Kewarganegaraan (PKN) di kampus, ruang saya mengabdi saat ini. Salah satu konten mata kuliah wajib nasional itu adalah materi tentang Pancasila.

Soal konten Pancasila itu, hari Senin (19/11/2024), seorang mahasiswa yang baru saja membaca artikel saya ditayang di Kompasiana, Sabtu (16/11/2024), berjudul "Sekelumit Kisah dari Pangalengan di Moment 90 Tahun Gereja Kristen Pasundan", mengusik dengan pertanyaannya.

"Pak apakah gereja suku semacam ulasan di artikel itu tak merupakan sebuah bentuk sikap rasisme?" demikian pertanyaan sang mahasiswa.

Saya tahu pertanyaan itu lebih sekadar gurauan, ia mencoba bercanda mengingatkan pada salah satu dari 45 butir penghayatan nilai Pancasila, pada sila ketiga soal mengembangkan persatuan, satu yang jadi penekanan saya dalam perkuliahan itu.

Secara tak langsung sang rekan mahasiswa seakan melihat keberadaan gereja yang eksis mengorganisir pelayanan dalam konteks suku tertentu tak ayal berpotensi melanggengkan rasisme yang mengancam kesatuan bangsa.

Sekalipun ia hanya bermaksud bercanda, saya secara serius kemudian memikirkan pertanyaannya itu ...

"Bagaimana jika ia serius menuntut jawab?"

"Bukankah beberapa dekade akhir ini isu rasisme kembali menjadi perbincangan diberbagai tempat. Menjadi keprihatinan diberbagai area kehidupan?"

"Bukankah rasisme mudah ditemukan pada peretandingan olah raga, perkantoran, bahkan tak terkecuali gereja tempat orang-orang yang harusnya mudah menyatu karena ber-Tuhan?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline