Lihat ke Halaman Asli

Memaknai Kembali Duka Pasarean Alit di Hari 15 Mei

Diperbarui: 18 Mei 2024   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memaknai Kembali Duka Pasarean Alit Di Hari 15 Mei (Sumber: Freepik.com)

 

Hari ini, 15 Mei 2024, raga dan jiwa menyatu bersama Pasarean Alit, merentas jalan kembali, merenung dan memaknai peristiwa duka 13 tahun silam, di sini, di Pasarean Alit.

Pasarean Alit berarti "tempat tidur kecil." Dua kata dalam bahasa Sunda yang pertama kali saya kenal itu adalah nama sebuah tempat pemakaman, dikhususkan bagi keluarga besar Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung. Letaknya tepat di bagian belakang kompleks sekolah itu. 

Mungkin merujuk pada ukuran umum sebuah lubang kuburan, berukuran 2x3 meter, demikian dinamakanlah tempat itu Pasarean Alit, "tempat tidur kecil". Seperti itulah saya memahaminya.

Ketika melanjutkan studi dan tinggal di kompleks Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus, Pasarean Alit letaknya tak jauh dari rumah atau asrama tempat kami tinggal. Jaraknya kurang lebih 40 meter.         

Pertengahan tahun 2009, Pasarean Alit masihlah kosong. Belum satupun makam membujur di situ. Baru tanggal 11 Mei 2011 untuk pertama kali Pasarean Alit berpenghuni. Makam seorang bayi laki-laki berusia 8 bulan yang meninggal sehari sebelum dilahirkan ibunya, tanggal 10 Mei 2011. Bayi laki-laki itu bernama Aaron. Makamnya penghuni pertama Pasarean Alit.

Aaron, anak pertama kami. Nama lengkapnya, Aaron Ben Siwabessy. Hari-hari pasca kematiannya, Pasarean Alit menjadi tempat spesial bagi kami. Jaraknya yang tak jauh, menarik untuk sering dikunjungi.

Walau tahu bahwa kembali mengunjunginya hanya melanggengkan diri dalam dekap duka. Duka ditinggal anak yang dinanti 8 tahun lamanya. Juga makin menebalkan rindu, rindu yang takkan pernah terobati hingga kapanpun. Namun, entah kenapa kami suka berkunjung ke Pasarean Alit.

Seiring bergulir waktu duka dan rindu itupun kian teratasi. Pengalaman  bergumul dan berdamai dengan duka dan rindu, mengantar kami pada temuan luas makna Pasarean Alit di ujung akhir sebuah jalan refleksi.

Hari ini, hari 15 Mei, rindu saya mengurai kembali makna Pasarean Alit, menjadi pengingat bahwa dulu ada duka pernah dialami dan telah disembuhkan.

Pertama, Pasarean Alit bermakna bahwa dukacita mendalam itu adalah kehendak Tuhan bagi kami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline