Lihat ke Halaman Asli

Membantu Orang Tua Berkondisi Emptynest

Diperbarui: 25 Januari 2024   04:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang Tua Cinta Pertama "Beta" (Sumber: Dokpri)

Membantu Orang Tua Berkondisi Emtynest

Baru-baru ini saya mendengar curhat berisi kekuatiran seorang teman seputar keberadaan ibunya, menurutnya beberapa waktu terakhir saat bertemu dengannya, ibunya kerap bersikap aneh.

Diceritakan bahwa dua tahun lebih pasca kematian ayahnya, ibunya belum menunjukkan keanehan itu. Baru sebulan lebih setelah anak perempuan bungsunya, adik dari sang teman yang selama ini tinggal bersama sang ibu menikah dan berpisah dengannya karena ikut tinggal bersama suami barulah keanehan si ibu terlihat.

Hampir setiap hari ia menerima 5-6 kali telpon dari ibunya hanya untuk menanyakan hal-hal yang sama. Mulai dari sekadar menanyakan kabar, bagaimana kesehatan cucu-cucunya, atau kemudian menanyakan kapan main ke rumah beliau. Hal ini bukan saja terjadi pada dirnya dan istri, namun juga untuk kedua saudaranya yang lain salah satunya si adik yang baru menikah

Ketika saya sarankan mungkin sebaiknya si ibu diajak untuk tinggal bersama serumah pada salah seorang anaknya, hal itu rupanya sudah pernah ditawarkan namun si ibu menolak, alasannya ia tak ingin kehilangan kenangan bersama mendiang suaminya di rumah itu.

Mungkin Anda pernah memiliki pengalaman dengan orang tua seperti demikian. Mungkin juga apa yang aneh dari si ibu dalam cerita sebelumnya bisa disebabkan oleh beragam kondisi.

Kondisi yang dialami ibu itu bisa jadi menunjukan ia tengah mengalami kondisi emptynest. Kondisi ini perlu dipahami oleh anak yang masih hidup bersama orang tuanya yang berusia lanjut demi membantu mereka hadapi kondisi demikian.

Pengertian Emptynest

Apa itu kondisi emptynest? Emptynest adalah kondisi kesepian di usia lanjut.

Menurut J. W. Santrock dalam bukunya Life-Span Development (2002), kondisi itu diartikannya sebagai sarang kosong, yaitu kepuasan pernikahan yang mengalami penurunan setelah pada awalnya diperoleh banyak kepuasan dari anak-anaknya, namun karena perpisahan setelah ada yang berkeluarga menyebabkan orang tua berada dalam perasaan kosong (emptynest).

Emptynest ini bisa dilihat semacam sebuah syndrome (emptynest syndrome) atau sindrom sarang kosong, yaitu penurunan kepuasan pernikahan dikarenakan orang tua merasa kesepian karena kepergian anak-anak atau anggota keluarga yang lain.

Secara karakteristik kondisi ini lebih banyak dialami pada kaum perempuan dibanding kaum laki-laki. Hal ini umumnya karena para suami umumnya akan menikah lagi setelah kehilangan istrinya baik karena perceraian atau karena kematian.

Penyebab Terjadi Emptynest Pada Usia Lanjut

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline