Lihat ke Halaman Asli

Don Zakiyamani

Penikmat Kopi Senja

Mengapa Pejabat Daerah Jarang Gunakan Pakaian Daerah?

Diperbarui: 20 Juni 2020   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.idntimes

Saya termasuk orang yang kagum dengan kebinekaan yang dimiliki Indonesia. Salah satunya pakaian adat atau pakaian daerah. Meski sudah diberlakukan memakai batik namun wajib berpakaian daerah terutama pejabat daerah menurut saya perlu dilakukan. Pasalnya pakaian daerah hanya terkenal saat 17-an atau kegiatan seni-budaya.

Andai pejabat daerah mulai dari gubernur hingga kepala desa menggunakan pakaian daerah seminggu sekali, tentu akan sangat indah. Cara kita mensyukuri anugerah kebinekaan dengan melestarikan budaya kita, termasuk pakaian daerah.

Sejatinya bukan hanya pejabat daerah, para publik figur sebaiknya melakukan hal yang sama. Film dan sinetron kita lebih sering menampilkan para pemain berpakaian daerah. Apakah akan mengurangi keseruan tontonan kita? menurut saya tidak. 

Generasi-Z yang lahir di era internet perlu diperkenalkan dengan budaya lokal. Pakaian adat/daerah tidak kalah modis dengan pakaian impor. Mereka akan mencintai pakaian daerah bila sejak dini diperkenalkan. Tidak hanya ketika karnaval saat ulang tahun kemerdekaan. 

Gerakan menggunakan pakaian daerah yang ditulari publik figur, termasuk tokoh daerah patut dipertimbangkan. Apa susahnya berpakaian daerah seminggu sekali, dan diikuti ASN di lingkungan pejabat daerah. Masih banyak pakaian daerah yang belum kita kenal. Bahkan dari satu provinsi ada beragam pakaian daerah.

Saya kira dengan berpakaian daerah, pejabat daerah telah ikut mengenalkan wisata daerah. Sungguh menarik menyaksikan perkantoran dihiasi beragam pakaian daerah. Bukan hanya sebagai pelindung tubuh, setiap pakaian adat/daerah memiliki filosofis masing-masing. Memiliki nilai sejarah yang patut dipelajari generasi muda kita. 

Kecintaan akan budaya daerah, dengan sendirinya akan melahirkan sikap nasionalisme. Sikap yang selama ini mulai luntur akibat merebaknya budaya asing. Tidak salah memang belajar budaya luar namun melupakan budaya sendiri adalah kegagalan memahami asal muasal sendiri.

Pejabat daerah dapat menjadi teladan dalam berpakaian. Tetap ganteng, cantik, modis dan sopan dengan pakaian daerah. Bagi desainer nasional, menjadikan pakaian daerah tetap dicintai adalah tantangan. Bagaimana mereka merancang pakaian daerah yang murah. Selama ini pakaian daerah terlalu mahal. Bahkan sewa pakaian daerah tergolong mahal, hal itu dirasakan ibu-ibu ketika karnaval 17 Agustus.

Karenanya, industri pakaian daerah harus segera hadir. Para pejabat daerah harus memulai langkah-langkah itu, dimulai dengan memakai pakaian daerah di kantor masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline