Lihat ke Halaman Asli

Don Zakiyamani

Penikmat Kopi Senja

Biaya UKT, Rasionalisasi atau Dihapus

Diperbarui: 4 Juni 2020   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. CNNIndonesia

Benar bahwa biaya pendidikan di PTN maupun PTS sangatlah mahal. Dengan kondisi ekonomi para orang tua yang terimbas pandemi korona, mau tidak mau perlu dilakukan rasionalisasi. Bahkan ada yang berharap dihapuskan. Sebabnya bukan hanya faktor ekonomi akan tetapi terkait proses belajar-mengajar yang dilakukan daring. 

Selain itu, UKT sudah sejak lama memiliki problema yang belum teratasi. Persoalan subjektifitas yang masih dirasakan para mahasiswa. Meski rumus penentuan biaya dikatakan sudah cukup objektif akan tetapi pada praktiknya masih jauh panggang dari api. Kerap kerugian masih dirasakan para orang tua mahasiswa. 

Hari ini, dengan krisis ekonomi yang dirasakan para orang tua, sudah sepatutnya para pengambil kebijakan bersikap bijak. Perlu formula baru jika ingin biaya UKT tetap dipaksakan. Perlu rasionalisasi biaya sehingga tidak terjadi pemutusan hubungan kuliah (PHK) terhadap para mahasiswa. Sektor pendidikan terutama perguruan tinggi selama masa pandemi kurang mendapat perhatian. Padahal dari kampuslah sebuah negara dapat bersaing di era kompetitif.

Mengingat proses belajar-mengajar yang tidak full di kampus, rasionalisasi bahkan penghapusan harus dilakukan. Dalam pembukaan UUD 45 disebutkan bahwa salah satu tujuan berdirinya Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Perguruan tinggi harus menjadi 'pabrik' pencetak kader bangsa, jangan dibebani dengan biaya yang sejatinya dapat dirasionalkan maupun dihapus sementara.

Setelah keadaan ekonomi membaik, setelah aktivitas dalam dilakukan kembali, UKT dapat diberlakukan kembali. Semua sektor memang sedang 'krisis' namun pendidikan harus tetap berjalan. Peradaban sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kesiapan kita menyiapkan generasi masa depan. Para mahasiswa adalah aset bangsa yang harus dijaga, harus diberi kompensasi sehingga mereka tidak harus berhenti di tengah jalan. 

Biaya pendidikan yang seharusnya digunakan untuk infrastruktur dapat dialihkan untuk mensubsidi UKT sementara waktu. Bayangkan saja bila para orang tua harus membayar jutaan rupiah per semester di tengah krisis ekonomi. Bahkan krisis ekonomi kali ini bukan hanya disebabkan oleh kejadian ekonomi biasa. Gerak yang terbatas menyebabkan beberapa sektor ekonomi 'lumpuh'. Dampaknya berantai, butuh waktu untuk memulihkan. Meski kini sedang dikampanyekan New Normal.

New Normal dengan segala keterbatasannya akan sulit memulihkan ekonomi para orang tua secara cepat. Kiranya, kebijakan para pengambil kebijakan merupakan cara bangsa ini menyelamatkan negeri ini. Dirasionalkan atau dihapus, adalah solusi saat ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline