Lihat ke Halaman Asli

Don Zakiyamani

Penikmat Kopi Senja

Alasan Demokrat Ingin Koalisi Bubar

Diperbarui: 10 Juni 2019   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usul agar koalisi dibubarkan ternyata berbuntut panjang. Kedua koalisi yang sedang bertarung dalam pilpres sama-sama menolak. Demokrat yang mengajukan ide tersebut telah sukses membongkar hasrat BPN dan TKN. Kedua kubu memang tak ingin mencair, keduanya masih dalam masa bertarung. Keduanya tetap ingin berhadapan. 

Padahal ide pembubaran koalisi menurut saya cukup Pancasilais. Melalui bubarnya koalisi parpol-parpol artinya tidak ada lagi kubu dalam pilpres. Bubarnya koalisi merupakan awal rekonsiliasi nasional yang selama ini diinginkan. Jika masih ada dua kubu berarti Indonesia belum bersatu. Demikian menurut pandangan saya. 

Kemungkinan kedua, agenda Demokrat untuk masuk dalam jajaran koalisi Jokowi-Ma'ruf memang sedikit terhambat bila masih ada struktur TKN. Demokrat ingin setara dengan parpol lain sehingga bila Jokowi maupun Prabowo yang menang, Demokrat tetap berpeluang besar meraih posisi menteri. Bubarnya koalisi akan memudahkan Demokrat melancarkan manuver-manuver.

Jauh sebelum bergabung dengan Prabowo-Sandi, SBY pernah berkata bahwa parpol koalisi Jokowi-Ma'ruf sulit menerima Demokrat. Hal itu menjadi salah satu alasan SBY akhirnya bergabung dengan Prabowo-Sandi. 

Jika tak bergabung alias tidak mendukung salah satu capres, Demokrat tidak dapat mencalonkan siapapun pada pilpres selanjutnya. Akhirnya Demokrat mendukung Prabowo-Sandi demi tiket 2024.

Hasil pileg 2019 ternyata tidak begitu menguntungkan Demokrat. Bila ingin tetap mengusung AHY 2024 maka Demokrat harus memastikan tiket menteri untuk AHY. Lima tahun cukup bagi Demokrat untuk melobi parpol lain agar mendukung AHY 2024. 

Namun jalan menjadikan AHY sebagai menteri nampaknya tidak semulus perkiraan. Parpol koalisi Jokowi-Ma'ruf mulai angkat bicara terhadap manuver Demokrat akhir-akhir ini. Karenanya, melalui pembubaran koalisi, peluang Demokrat mengajukan AHY lebih besar. Tanpa parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, Demokrat dapat langsung melobi Jokowi. 

Melalui polemik pembubaran koalisi, Demokrat berharap memiliki pengaruh yang sama dengan parpol lain. Demokrat berharap idenya tersebut akan diterima, dengan demikian strategi mengajukan AHY akan mudah apalagi AHY telah bertemu Megawati. 

Satu hal yang pasti, politik selalu menyajikan kemungkinan-kemungkinan. Kita akan terus menyaksikan manuver demi manuver yang ujung-ujungnya demi jabatan bukan demi rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline